66 Ekor Sapi di Klaten Terjangkit LSD, Begini Kondisinya

66 Ekor Sapi di Klaten Terjangkit LSD, Begini Kondisinya

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Selasa, 17 Jan 2023 16:24 WIB
Petugas Dinas Pertanian Pemkab Klaten mengecek pasar hewan Jatinom beberapa waktu lalu.
Petugas Dinas Pertanian Pemkab Klaten mengecek pasar hewan Jatinom beberapa waktu lalu. (Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten -

Sebanyak 66 ekor sapi di Klaten terjangkit lumpy skin disease (LSD). Penyakit yang menyerang kulit pada sapi tersebut ditemukan sejak bulan Desember 2022 lalu.

"Ada 66 ekor di wilayah Kecamatan Tulung dan Kecamatan Jatinom. Kita temukan pertama pada akhir bulan Desember di Desa Malangan," jelas Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Klaten, Triyanto kepada detikJateng di kantor Pemkab Klaten, Selasa (17/1/2023) siang.

Dijelaskan Triyanto, selain ditemukan di Desa Malangan awalnya juga ditemukan di Desa Cawan, Kecamatan Jatinom. Lokasi Desa Malangan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Boyolali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, Desa Ngandong tapi sebagian sudah sembuh. LSD ini sudah lama seperti PMK (penyakit kuku dan mulut), tapi muncul lagi," terang Triyanto.

Penyakit LSD, kata Triyanto, disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh gigitan lalat. Untuk mencegah bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang.

ADVERTISEMENT

"Yang jelas menjaga kebersihan kandang dan melakukan penyemprotan kandang. Jadi harus dijaga kebersihannya," sambung Triyanto.

Triyanto menyatakan begitu kasus ditemukan, Dinas langsung bergerak melakukan pengobatan. Hasilnya sapi bisa disembuhkan.

"Langsung diobati, alhamdulillah bisa sembuh. Ini kita terus ketati pengawasan di pasar-pasar hewan, tetap kita edukasi pedagang, kalau membeli dari luar harus ada SKKH (surat keterangan kesehatan hewan)," imbuhnya.

Sementara, Kadus II Desa Malangan, Kecamatan Tulung, Tri Kuncoro menyatakan ada sekitar delapan ekor sapi di desanya terdeteksi LSD. Saat ini sapi-sapi itu sudah diobati.

"Sudah diobati, mulai sembuh dan tidak ada yang mati. Penyuluhan sudah ke petani, untuk penyemprotan kandang sudah dilakukan sendiri-sendiri tapi yang serentak belum," jelas Tri.




(aku/apl)


Hide Ads