Cerita Penghuni Tetap Kerasan Tinggal di Kos Tempat Alvi Mutilasi Tiara

Regional

Cerita Penghuni Tetap Kerasan Tinggal di Kos Tempat Alvi Mutilasi Tiara

Irma Budiarti - detikJateng
Jumat, 19 Sep 2025 14:21 WIB
Alvi saat memeragakan adegan rekonstruksi mutilasi Tiara
Alvi saat memeragakan adegan rekonstruksi mutilasi Tiara. Foto: Jemmi Purwodianto
Solo -

Alvi Maulana (24) membunuh dan memutilasi pacarnya Tiara Angelina Saraswati (25) di kos di Lidah Wetan RT 1 RW 1, Lidah Wetan, Surabaya. Meski begitu, penghuni tetap kerasan tinggal di kos.

Dilansir detikJatim pada Jumat (19/8/2025), seluruh penghuni kos tersebut belum ada yang pindah satu pun saat detikJatim menyambangi tempat dimutilasinya Tiara itu. Hal tersebut dikonfirmasi pemilik kos, Budi.

"Sampai saat ini semua penghuni kos masih belum ada yang pamit untuk keluar. Jadi, semua masih tinggal di sana," kata Budi, Kamis (18/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi menerangkan, penghuni kos tidak dipaksa dirinya untuk tetap tinggal. Dia menghormati keputusan setiap penghuni kos.

"Kami tidak memaksa untuk tetap tinggal. Tapi kalau mau pindah nggih ndak apa-apa. Tapi, sampai saat ini tidak ada yang konfirmasi pindah atau akan pindah," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Penghuni kos tetangga kanan kamar Alvi, Ifa, mengungkap kondisi kos usai kejadian tragis tersebut. Dia mengungkap, hal aneh maupun horor tidak pernah terjadi di kos tersebut.

"Tidak ada apa-apa. Selama ini aman-aman saja, jadi kenapa saya harus pindah. Di sini murah dan sudah nyaman," katanya.

Sementara penghuni kos lainnya, Heri, masih bertahan tinggal di kos tersebut. Heri mengungkap alasan dirinya bertahan yakni harga kos yang murah Rp 450 ribu per bulan dan dirinya merasa nyaman.

"Sudah berapa lama, saya lupa. Cuma di sini sudah nyaman, murah juga. Jadi kenapa harus pindah," kata Heri.

Senada dengan Ifa, Heri mengungkap hal mistis maupun horor tidak terjadi di kos tersebut usai Alvi memutilasi Tiara. Menurutnya, selama berperasaan baik dan tidak melakukan hal yang mengganggu, maka tidak akan diganggu.

"Semua itu tergantung perasaan orang masing-masing. Kalau punya perasaan takut ya semua bisa jadi menakutkan. Toh kita juga gak pernah mengganggu pelaku atau korban semasa hidupnya. Jadi kenapa saya harus takut atau bahkan sampai pindah," tuturnya.




(dil/alg)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads