5 Fakta Terungkapnya Kepsek SD Bringin Magelang Dibunuh Dukun Kebumen

Round-Up

5 Fakta Terungkapnya Kepsek SD Bringin Magelang Dibunuh Dukun Kebumen

Tim detikJateng - detikJateng
Sabtu, 24 Mei 2025 07:18 WIB
Tersangka Wahid (27) pembunuh kepala SD asal Magelang, saat dihadirkan dalam pers rilis di Mapolres Kebumen, Jumat (23/5/2025).
Tersangka Wahid (27) pembunuh kepala SD asal Magelang, saat dihadirkan dalam pers rilis di Mapolres Kebumen, Jumat (23/5/2025). Foto: dok. detikJateng
Solo -

MN (55), seorang pria Kepala SD Bringin 1, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, sempat diduga tewas tersambar petir saat ditemukan di petilasan Desa Kambangsari, Kecamatan Alian, Kebumen. Teka-teki kematiannya terungkap, di mana dia tewas dibunuh seorang dukun bernama Wahid (27).

Wahid yang merupakan warga Dukuh Jerotengah, Desa Kalirancang, Alian, Kebumen, ditangkap dan dirilis pada Jumat (23/5).

Dirangkum detikJateng, berikut fakta-fakta pembunuhan keji yang dilakukan Wahid terhadap MN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Korban Diberi 'Air Doa' Dicampur Potassium Sianida

Kapolres Kebumen, AKBP Eka Baasith, mengatakan Wahid membunuh MN yang merupakan warga Mranggen, Srumbung itu dengan memberikan 'air doa' yang dicampur potassium sianida.

"Pelaku melakukan ritual pesugihan dan menggunakan sarana air mineral yang dibacakan doa seolah-olah sebagai bagian dari ritual pesugihan yang mana air mineral tersebut sudah dicampur potassium sianida untuk diminum oleh korban sehingga korban meninggal dunia," ucap Eka dalam jumpa pers di Mapolres Kebumen, Jumat (23/5/2025).

ADVERTISEMENT

Eka menerangkan, pembunuhan yang dilakukan warga Dukuh Jerotengah, Desa Kalirancang, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen itu dilakukan di Petilasan Pager Suruh, Desa Kambangsari, Kecamatan Alian, Kebumen, pada Jumat (16/5) sekitar pukul 00.00 WIB. Jenazah korban baru ditemukan pada Senin (19/5) sekitar pukul 11.45 WIB dan dilaporkan ke polisi pada Selasa (20/5) sore.

Wahid dukun Kebumen pembunuh Kepsek SDN Bringin 1 Magelang.Wahid dukun Kebumen pembunuh Kepsek SDN Bringin 1 Magelang. Foto: Rinto Heksantoro/detikJateng

2. Korban Kenal Pelaku Maret Lalu

Eka memaparkan MN kenal dengan Wahid pada bulan Maret 2025. Korban meminta bantuan pelaku untuk melakukan ritual pesugihan. Namun, percobaan pertama dan kedua gagal.

"Pelaku kenal dengan korban sekitar bulan Maret tahun ini. Kan dia (pelaku) seolah-olah berstatus sebagai seorang dukun. Jadi karena ada informasi ini korban berkenalan dengan pelaku," tutur Eka.

Fakta bahwa korban dan pelaku saling kenal juga dibenarkan Kepala Dusun Barisan, Desa Mranggen, Agus Priyanto.

"Katanya keluarga (korban) sudah pernah ke tempat korban yang pelaku. Kalau nggak salah satu kali (informasi) yang punya rumah," ucapnya.

Sementara Kepala Desa Mranggen, Kaziz Fuadi, menuturkan dari informasi yang diperolehnya, Wahid merupakan guru spiritual.

"Kalau yang beredar di masyarakat lho (pelaku guru spiritual). Orang Jawa bilang dia dukun bener, gurunya bener," ujarnya.

Ketika ditanya apakah korban sering melakukan ritual, papar Kaziz, pihaknya maupun masyarakat yang lain tidak mengetahuinya.

"Cuman pernah ada warga yang diajak, ikut ritual begini-begini biar sukses dan sebagainya pernah, tapi tidak mau," katanya.

3. Korban Dibunuh Saat Ritual Ketiga

AKBP Eka melanjutkan korban sempat menjalani dua kali ritual. Namun, semuanya berujung kegagalan.

Karena gagal, MN disebut marah dan menghina Wahid dengan kata-kata kasar. Saat itulah, Wahid sudah merencanakan untuk membunuh MN karena sakit hati atas perkataannya.

"Pada 15 Mei 2024 sekira pukul 10.30 WIB, pelaku membeli racun potassium sianida dengan niat membunuh korban saat ritual ketiga. Malam harinya sekira pukul 19.30 WIB, pelaku dan korban pergi ke Petilasan Pager Suruh untuk melakukan ritual," ujar Eka.

"Di TKP, korban diminta meminum air yang sudah dicampur potassium sianida. Setelah meneguk seperempat botol, korban batuk lalu jatuh dan meninggal. Untuk menghilangkan jejak, pelaku membuang sisa racun dan membawa sepeda motor berikut handphone milik korban, serta membuang dompet milik korban di saluran irigasi," sambungnya.

Proses pembongkaran makam atau ekshumasi di Dusun Mranggen, Desa Mranggen, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Rabu (21/5/2025).Proses pembongkaran makam atau ekshumasi di Dusun Mranggen, Desa Mranggen, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Rabu (21/5/2025). Foto: Eko Susanto/detikJateng

4. Korban Marah Pelaku Gagal Tarik Uang Gaib Rp 2 M

Ketika diberi kesempatan berbicara, Wahid mengungkap ia nekat menghabisi MN lantaran sakit hati. Selain upah yang dijanjikan korban setelah ritual tidak dibayar, permintaan korban agar Wahid bisa mencairkan uang Rp 2 miliar dalam semalam membuatnya jengkel.

"Korban minta cair Rp 2 miliar dalam satu malam, saya nggak sanggup," ungkapnya.

Wahid mengaku memang sering melakukan ritual untuk mendapatkan sesuatu dari alam gaib. Setelah melakukan ritual di tempat-tempat keramat, ia sering mimpi mendapatkan petunjuk untuk mengambil barang gaib.

"Ya kalau dibilang bisa kan namanya juga usaha lewat ritual. Kan saya memang sering cari-cari kayak gitu ritual. Kadang dapat petunjuk lewat mimpi dapat semar mesem, akik," imbuhnya.

Ketika dipercaya oleh korban untuk melakukan ritual pesugihan, ia juga mengaku telah berusaha sesuai kemampuan. Namun, karena usahanya itu gagal, korban justru memaki tersangka sehingga timbul niatan untuk menghabisi nyawa korban.

"Nah kami ya cari pesugihan bareng-bareng, sampai yang kedua kan gagal belum dapat apa-apa. Terus dia marah-marah ngatain saya kasar, saya kan sakit hati. Akhirnya saya berencana membunuhnya pas ritual ketiga. Pas ritual saya kasih air doa padahal itu racun. Setelah minum korban jatuh, setelah 10 menit saya tinggal pergi," sambungnya.

Simak kejanggalan yang muncul saat mayat korban ditemukan di halaman berikut:

5. Korban Sempat Dikira Tewas Disambar Petir

Sebelumnya, kejanggalan muncul ketika mayat korban ditemukan pada Senin (19/5). Saat itu, berdasarkan visum dokter, MN meninggal karena sambaran petir.

"Yang pertama divisum sama dokter itu kena petir. Tapi, lihat situasi dan kondisi lingkungan seperti tumbuh-tumbuhan kan nggak ada gosong, nggak ada yang terbakar. Kan kita sangsi," ujar Agus, Rabu (21/5).

Polisi yang melakukan penyelidikan membongkar makam korban pada Rabu untuk melaksanakan autopsi.

"Saya memerintahkan kepada Kasat Reskrim untuk mendalami apa yang menjadi penyebab kematian. Alhamdulillah kurang dari 24 jam kita dapat mengungkap kejadian tersebut yang dilakukan oleh seseorang yang menyebabkan kematian dengan cara diracun. Jadi sehari setelah dimakamkan, jenazah kita autopsi. Hasil dari autopsi ditemukan adanya organ yang patut diduga diracun. Kemudian kita lakukan penangkapan terhadap pelaku kurang dari 24 jam," tutur Eka.

Halaman 3 dari 2


Simak Video "Video Geger 4 Bocah Dirantai di Boyolali, Dititipkan ke Tersangka untuk Ngaji"
[Gambas:Video 20detik]
(apu/apu)


Hide Ads