Dukun asal Kebumen, Jawa Tengah, Wahid (27) blak-blakan mengakui membunuh korbannya yang tak lain adalah Kepala SD Bringin 1, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, MN (55). Ia nekat membunuh usai gagal menarik uang gaib Rp 2 miliar yang diminta oleh korban.
Tersangka adalah Wahid (27) warga Dukuh Jerotengah, Desa Kalirancang, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen. Pria yang mengaku bisa membuat kaya mendadak lewat ritual khusus itu malah menghabisi nyawa korbannya yakni MN (55) warga Desa Mranggen, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang yang berprofesi sebagai Kepala Sekolah Dasar (SD).
Ia nekat menghabisi nyawa korban lantaran sakit hati. Upah yang dijanjikan korban setelah ritual tidak dibayar, terlebih permintaan korban yang memaksa tersangka harus bisa mencairkan uang senilai Rp 2 miliar dalam semalam membuatnya semakin jengkel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Korban minta cair Rp 2 miliar dalam satu malam, saya nggak sanggup," ucapnya kepada detikJateng di Mapolres Kebumen, Jumat (23/5/2025) siang.
Wahid mengaku memang sering melakukan ritual untuk mendapatkan sesuatu dari alam gaib. Setelah melakukan ritual di tempat-tempat keramat, ia sering mimpi mendapatkan petunjuk untuk mengambil barang gaib.
"Ya kalau dibilang bisa kan namanya juga usaha lewat ritual. Kan saya memang sering cari-cari kayak gitu ritual. Kadang dapat petunjuk lewat mimpi dapat semar mesem, akik," imbuhnya.
Ketika dipercaya oleh korban untuk melakukan ritual pesugihan, ia juga mengaku telah berusaha sesuai kemampuan. Namun, karena usahanya itu gagal, korban justru memaki tersangka sehingga timbul niatan untuk menghabisi nyawa korban.
"Nah kami ya cari pesugihan bareng-bareng, sampai yang kedua kan gagal belum dapat apa-apa. Terus dia marah-marah ngatain saya kasar, saya kan sakit hati. Akhirnya saya berencana membunuhnya pas ritual ketiga. Pas ritual saya kasih air doa padahal itu racun. Setelah minum korban jatuh, setelah 10 menit saya tinggal pergi," sambungnya.
Sementara itu, Kapolres Kebumen AKBP Eka Baasith mengungkapkan bahwa korban kenal dengan tersangka pada sekitar bulan Maret 2025. Setelah itu korban meminta bantuan tersangka yang dipercaya sebagai dukun untuk melakukan ritual pesugihan.
"Pelaku kenal dengan korban sekitar bulan Maret tahun ini. Kan dia (pelaku) seolah-olah berstatus sebagai seorang dukun. Jadi karena ada informasi ini korban berkenalan dengan pelaku," sebutnya.
Diketahui, pembunuhan tersebut dilakukan tersangka di Petilasan Pager Suruh, Desa Kambangsari, Kecamatan Alian, Kebumen pada Jumat (16/5) sekitar pukul 00.00 WIB .Jenazah korban sendiri baru ditemukan pada Senin (19/5) sekitar pukul 11.45 WIB dan dilaporkan ke polisi pada Selasa (20/5) sore.
"Diawali dengan adanya informasi penemuan mayat di Petilasan Pager Suruh, Kecamatan Alian. Setelah dilakukan olah TKP mayat tersebut sudah meninggal beberapa hari. Identitas awal tidak ditemukan di TKP, akhirnya dilakukan scientific dan diketahui korban merupakan warga Magelang," jelasnya.
Setelah jenazah teridentifikasi, akhirnya pihak keluarga korban diberi informasi oleh petugas. Korban pun kemudian dibawa pulang ke Magelang untuk dimakamkan.
"Akhirnya keluarga dihubungi dan menerima sebagai musibah karena awal olah TKP tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Pihak keluarga menerima kemudian korban dimakamkan," lanjutnya.
Namun, kasus tersebut tak berhenti sampai di situ. Polisi terus melakukan penyelidikan lanjutan guna mengungkap penyebab kematian korban secara jelas. Korban yang telah dimakamkan kemudian digali kembali untuk diautopsi.
"Namun demikian saya memerintahkan kepada Kasat Reskrim untuk mendalami apa yang menjadi penyebab kematian. Alhamdulillah kurang dari 24 jam kita dapat mengungkap kejadian tersebut yang dilakukan oleh seseorang yang menyebabkan kematian dengan cara diracun. Jadi sehari setelah dimakamkan, jenazah kita autopsi. Hasil dari autopsi ditemukan adanya organ yang patut diduga diracun. Kemudian kita lakukan penangkapan terhadap pelaku kurang dari 24 jam," pungkasnya.
(ahr/rih)