Dua tahun lebih berlalu, kasus kematian PNS Kota Semarang, Iwan Boedi Prasetijo masih menjadi misteri. Kuasa hukum keluarga korban, Yunantyo Adi Setiawan mengaku pihaknya telah melakukan investigasi mandiri dan menemukan ada saksi-saksi yang hilang.
Baru-baru ini kasus Iwan Boedi kembali hangat dan ramai disebut sebagai kasus yang masih belum bisa diselesaikan. Diketahui, sejak 24 Agustus 2022 Iwan Boedi dilaporkan hilang dan ditemukan tewas, hingga kini masih belum ada titik terang di balik kasus pembunuhan itu.
Hal ini membuat keluarga mencoba melakukan investigasi mandiri sejak akhir 2022. Saat melakukan investigasi mandiri hingga saat ini, kata Yunantyo, ada saksi yang belum bisa dimintai keterangan lantaran saksi yang menghilang dari investigasi mandiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari keluarga sendiri masih melakukan investigasi mandiri. Kita pernah interview saksi dari PNS kurang dari 10. Kemudian saksi di Marina yang kita juga berulang-ulang, ada sekitar 5-6, kita coba terus mencari informasi baru," kata Yunantyo saat dihubungi awak media, Jumat (3/1/2025).
"Karena ada yang menghilang, belum pulang, kita masih menunggu kepulangan. Karena dulu pernah kita interview, tapi ada hal yang ingin kami tanyakan lagi karena ada informasi baru, nelayan," sambungnya.
Ia mengaku harus pelan-pelan dalam melakukan pendekatan khusus kepada para saksi. Pasalnya tak sedikit dari mereka yang merasa cemas saat terlibat dalam kasus Iwan Boedi.
"Mencari saksi sendiri, faktanya ada saksi yang sama, dulu nggak ngomong, belakangan ini ngomong yang dulu nggak pernah dia sampaikan. Kami meyakini banyak saksi dalam kondisi itu," tutur Yunantyo.
Selain melakukan investigasi mandiri, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk terus mengusut tuntas kasus Iwan Boedi yang dibakar dan dimutilasi di kawasan Pantai Marina.
"Tapi kita nggak ingin kerjaannya cuma tanya (ke polisi), kita nggak ingin menyalahkan siapa pun, tapi kita gemas dengan kondisi ini sehingga kita melakukan investigasi ke pihak-pihak," jelasnya.
Ia pun meminta masyarakat untuk terus mengawal kasus Iwan Boedi yang ditemukan tewas sehari sebelum memberi kesaksian soal kasus korupsi Pemkot Semarang di Ditreskrimsus Polda Jateng.
"Kami berharap masyarakat terus membuat gerah polisi agar terus kerja, jangan sampai kasus ini tenggelam dan didiamkan," pintanya.
"Masyarakat jika ada mengetahui sekecil apa pun informasi boleh dong kita diberi tahu, ketemu, atau kalau cemas mungkin cukup ketemuan terbatas atau ke Direskrimum dan kami mendampingi," tambahnya.
Ia mengaku mengusut tuntas kasus ini memang tak mudah, lantaran banyak bukti elektronik seperti CCTV di sekitar Pantai Marina yang sudah hilang sebelum sempat diketahui. Namun, pihaknya akan terus melakukan investigasi untuk membuka tabir gelap kasus pembunuhan Iwan Boedi.
"Kasus ini harus terus dikejar sampai pelaku tertangkap. Kasus ini tidak akan dihentikan, harus diusut. Hanya memang walaupun ada petunjuk, tapi masih ada kepingan yang belum solid alat buktinya untuk menetapkan tersangka," jelasnya.
"Ada barang bukti, tapi barang bukti itu kepingannya belum menyatu secara solid. Ini yang mereka (polisi) ekstra hati-hati agar tidak menetapkan tersangka di orang yang keliru atau buktinya belum cukup," sambungnya.
Menanggapi soal kasus Iwan Boedi yang masih belum terungkap hingga kini, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jateng, Kombes Dwi Subagio, menegaskan pihaknya masih terus melakukan investigasi bersama jajaran Polrestabes Semarang.
"Jajaran Reskrim Polda dan Polrestabes masih terus berupaya ungkap kasusnya," kata Dwi Subagio melalui pesan teks kepada detikJateng.
Ia tak mempermasalahkan pihak keluarga yang melakukan investigasi mandiri untuk mengusut kasus Iwan Boedi. Menurutnya, hal itu dapat membantu penyelidikan Polda Jateng.
"Jika keluarga melakukan investigasi sendiri, monggo. Sebagai bahan masukan untuk kami," tuturnya.
(apu/rih)