Cekcok di Warung Usai Nyoblos, Pria Bacok Tetangga Pakai Parang

Regional

Cekcok di Warung Usai Nyoblos, Pria Bacok Tetangga Pakai Parang

Finta Rahyuni - detikJateng
Kamis, 28 Nov 2024 16:15 WIB
Ilustrasi tindakan kriminal
Ilustrasi tindakan kriminal. Foto: Getty Images/South_agency
Solo -

Seorang pria di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, dibacok tetangganya. Pembacokan itu terjadi setelah pelaku dan korban sama-sama mencoblos di tempat pemungutan suara (TPS). Usai nyoblos, keduanya sempat cekcok di warung yang tak jauh dari TPS.

Dilansir detikSumut, Kapolres Tapteng AKBP Basa Emden Banjarnahor mengatakan peristiwa itu terjadi di sebuah warung di Kelurahan Lopian, Kecamatan Badiri, Rabu (27/11) pagi. Pelaku berinisial FA (40). Korban berinisial PL (38).

"Kejadian bermula akibat cekcok mulut hingga terjadi adu fisik," kata Basa, Kamis (28/11/2024), dikutip dari detikSumut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah dilerai warga, FA pulang mengambil parang. Kemudian dia kembali ke warung dan membacok korban. Korban kini dirawat di RSUD Pandan. Adapun pelaku sudah diamankan di Polres Tapanuli Tengah.

"Korban sempat berupaya melakukan pembelaan diri. Namun, terduga pelaku melakukan aksi penganiayaan, melukai bagian kepala dan tangan korban," ujar Basa.

ADVERTISEMENT

Menurut Basa, penganiayaan itu dipicu oleh permasalahan pribadi.

"Perlu kami tegaskan bahwa kasus ini tidak ada kaitan dengan Pilkada. Namun murni karena masalah pribadi yang sudah lama terjadi antara korban dan terduga pelaku," ungkapnya.

Staf Humas Polres Tapanuli Tengah, Brigadir Poniton Simanullang, mengatakan motif penganiayaan itu karena korban dan pelaku berbeda pilihan. Tapi selama ini korban dan pelaku memang sudah sering berselisih paham.

"Motifnya itu murni karena masalah pribadi, karena juga ada perbedaan pilihan di pesta demokrasi ini. Sebelum-sebelumnya, berdasarkan keterangan warga sekitar, mereka sudah sering berseberangan gitu," kata Poniton.

Menurut Poniton, penganiayaan itu terjadi setelah pelaku dan korban sama-sama mencoblos di TPS. Setelah itu keduanya duduk di warung yang berjarak sekitar 200-300 meter dari TPS.

"Mereka ketemu di situ, nongkrong, cerita-cerita, cekcok mulut, ada perbedaan pendapat. Ini tidak ada kaitan dengan pilkada, urusan pribadi. Mereka yang tidak bijak menanggapi perbedaan pilihan," ujar Poniton.

Setelah menganiaya korban, pelaku sempat ke salah satu puskemas sambil melakukan siaran langsung di Facebook. Saat itu pelaku menceritakan seolah-olah dirinya menjadi korban penganiayaan.

"Terduga pelaku setelah melakukan aksinya sempat mau berobat ke puskesmas sambil live di Facebook. Data yang kami dapat dari Reskrim, terkait luka yang didapatkan di badan terduga pelaku, kita nggak ada dapatkan," pungkas Poniton.




(dil/ams)


Hide Ads