7 Fakta Adik Bunuh Kakak Kandung di Klaten, Ibu Jadi Saksi

Round-up

7 Fakta Adik Bunuh Kakak Kandung di Klaten, Ibu Jadi Saksi

Tim detikJateng - detikJateng
Jumat, 26 Apr 2024 07:00 WIB
Halaman rumah lokasi pembunuhan di Desa Gemblegan, Kecamatan Kalikotes, Klaten.
Halaman rumah lokasi pembunuhan di Desa Gemblegan, Kecamatan Kalikotes, Klaten.Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Seorang adik tega menghabisi kakak kandungnya di Klaten. SAP alias Totok (58) tewas setelah dianiaya adiknya SP alias Pran (51) di depan ibu mereka.

Dianiaya Pakai Kayu

Diketahui, peristiwa itu terjadi di depan rumah mereka di RT 4/8, Dusun Gemblegan, Desa Gemblegan, Kecamatan Kalikotes, Klaten. Pelaku menganiaya korban menggunakan sebuah kayu hingga tewas, Rabu (24/4/2024), pukul 21.00 WIB.

"Korban meninggal Totok dan pelaku Pran. Saya dapat info dari Bhabinkamtibmas tadi malam langsung ke lokasi mengecek kebenarannya," ungkap Kades Gemblegan, Waluyo kepada detikJateng, Kamis (25/4/2024) pagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Waktu kejadiannya Rabu, tanggal 24 April 2024 sekira pukul 21.00 WIB. Lokasinya di halaman rumah pelaku dan korban," jelas Waluyo.

Kejadiannya, terang Waluyo, diketahui warga sekitar yang kemudian melaporkan ke ketua RW. Saat warga sampai lokasi korban dipukuli pelaku dan dilerai tetapi tidak menghiraukan.

ADVERTISEMENT

"Pelaku sedang memukul korban menggunakan potongan kayu, warga berusaha mengingatkan dan melarang pelaku agar tidak melalukan pemukulan namun tidak dihiraukan. Antara pelaku dan korban adalah kakak-adik," imbuh Waluyo.

Warga Tak Berani Mendekat

Menurut Ketua RT 1 RW 9 Desa Gemblegan, Kecamatan Kalikotes, Bambang (48) mengatakan setelah warga keluar, kedua bersaudara itu masih di lokasi. Saat warga berhasil masuk pekarangan rumah, korban sudah tergeletak.

"Kejadiannya sekitar pukul 21.00 WIB. Warga mendengar mereka (pelaku dan korban) teriak-teriak kemudian warga keluar," ungkap Bambang.

"Kondisinya sudah meninggal (korban) dengan luka di kepala. Ya tahu (korban dianiaya di dalam pekarangan) tapi tidak berani masuk, dengar teriakan tapi ya tidak berani masuk," lanjut Bambang.

Warga, sebut Bambang, tidak berani masuk karena korban mengidap gangguan jiwa. Korban merupakan kakak dan pelaku adiknya.

"Korban itu kakak, pelaku adiknya. Mereka tinggal satu rumah sama ibunya," imbuh Bambang.

Sriyono (53), tetangga rumah korban lainnya mengatakan begitu mendengar teriakan warga keluar pukul 21.00 WIB. Saat warga keluar mendatangi lokasi, korban sudah tergeletak.

"Sudah tergeletak, tidak ada (Meninggal). Korban itu kakaknya pelaku," kata Sriyono kepada detikJateng di lokasi.

Setelah kejadian, imbuh Sriyono, kejadian dilaporkan ke Polsek dan polisi berdatangan ke lokasi. Pelaku kemudian diamankan polisi dan korban dibawa ke RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro.

"Korban dibawa ke RSUP tapi ini belum dibawa pulang. Mereka tinggal serumah, kakak beradik dan ibunya," ucap Sriyono.

Ibu Jadi Saksi

Peristiwa pembunuhan itu ternyata disaksikan oleh ibu mereka, yakni SW. Namun karena sudah tua, sang ibu tidak bisa berbuat apa-apa.

"Tahu, ibunya tahu. Setelah kejadian cerita Totok digebuki Mas Pran bak-buk, bak-buk," ungkap Ketua RT 1 RW 9 Desa Gemblegan, Kecamatan Kalikotes, Bambang (48) kepada detikJateng di lokasi, Kamis (25/4/2024) siang.

"Ibunya tidak bisa berbuat apa-apa tapi yang dicari usai kejadian Mas Pran (pelaku) terus karena Pran yang setiap hari merawat ibu dan kakaknya (korban). Tapi tahunya (si ibu) Pran itu menunggu Totok di RS, bukan ditangkap polisi," papar Bambang.

Bambang menambahkan kejadian penganiayaan itu baru sekali ini terjadi. Selama ini antara pelaku dan korban hidup rukun bersama ibunya.

"Selama ini rukun, baru pertama kali ini. Selama ini Pran itu yang merawat ibu dan kakaknya (korban yang depresi) ya dibelikan rokok, dibelikan makan, diopeni (dirawat)," jelas Bambang.

Kondisi Rumah

Rumah keduanya berada di sisi paling barat Dusun Gemblegan. Di barat rumah merupakan sawah lahan padi dan di timur, utara dan selatan lokasi merupakan permukiman warga.

Rumah keduanya yang ditinggali bersama ibunya itu berada di tengah pekarangan. Luas pekarangan yang dipagari tembok sekitar 30 X 30 meter itu dikelilingi pohon-pohon yang terkesan tidak terurus.

Lokasi penganiayaan yang menyebabkan tewasnya korban berada di depan pintu masuk. Darah yang kering masih tampak berceceran di lokasi dan sebagian ditutup daun pisang.

Garis polisi masih terpasang di tembok pekarangan rumah dan rumah keduanya. Warga tampak berkerumun di lokasi kejadian setelah kejadian itu.

"Itu satu rumah, kakak beradik dan ibunya. Ibunya sudah sepuh juga," ungkap tetangga selatan rumah, Sriyono (53) kepada detikJateng di lokasi, Kamis (25/4/2024) siang.

Setiap hari, sebut Sriyono, pelaku Pran yang merawat korban dan ibunya di rumah. Korban selama ini hanya di rumah.

"Kakaknya (korban) agak depresi, setiap hari di rumah," katanya.

"Yang masak, sembarang, termasuk beli rokok (buat kakaknya). Pagi Pran beli sarapan, lalu menyuapi ibunya, dulu seingat saya pernah juga gangguan jiwa tapi sudah sembuh," jelas Bambang.

"(Kakak Pran) Dulu satpam, sudah berkeluarga, tapi kemudian gangguan jiwa," imbuh Bambang.

Halaman rumah lokasi pembunuhan di Desa Gemblegan, Kecamatan Kalikotes, Klaten.Halaman rumah lokasi pembunuhan di Desa Gemblegan, Kecamatan Kalikotes, Klaten. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Keluarga Terpandang

Tetangga lain, Sriyono (53) menjelaskan Pran dulunya bekerja di bangunan. Setelah ibunya lanjut usia, Pran tidak bekerja dan merawat ibunya di rumah.

"Saudara mereka di Jakarta semua ada enam orang. Kalau Pran itu dulu di bangunan, tapi karena ibunya semakin tua yang merawat ya Pran. Itu didukung saudaranya yang di Jakarta," kata Sriyono kepada detikJateng.

Menurut Sriyono, keluarga itu dulunya cukup terpandang. Ayah mereka, yang sudah meninggal, dulu bekerja di PJKA.

"Dulu ayahnya kerja di PJKA. Kalau Pran itu biasa, ya keluar bergaul, belanja kebutuhan, dan lainnya," imbuh Sriyono.

"Saudara mereka di Jakarta semua ada enam orang. Kalau Pran itu dulu di bangunan, tapi karena ibunya semakin tua yang merawat ya Pran. Itu didukung saudaranya yang di Jakarta," kata Sriyon.

Polisi Kesulitan Ungkap Motif

Pran sudah ditangkap tetapi penyidik Sat Reskrim Polres Klaten kesulitan mengungkap motif pembunuhan itu. Dijelaskan Dica Ariseno, setelah mendapat laporan kejadian, tim Sat Reskrim Polres Klaten langsung ke lokasi.

Setelah memeriksa saksi, dan mengamankan barang bukti, pihaknya langsung menangkap terduga pelaku.

"Untuk motifnya kita masih kesulitan. Dalam pemeriksaan tadi malam sudah memeriksa dengan berbagai cara tapi pelaku masih belum bisa menjawab dalam keadaan normal," jelas Kasat Reskrim Polres Klaten, AKP Y Dica Ariseno Adi kepada wartawan di Mapolres, Kamis (25/4/2024) siang.

"Kita memeriksa saksi-saksi dan mengamankan barang bukti, dan mengamankan terduga pelaku. Sampai saat ini juga sudah kita terbitkan laporan polisi," jelas Dica Ariseno.

Dari keterangan sejumlah saksi, sambung Dica Ariseno, disebutkan pelaku pernah menjalani perawatan di RSJD Klaten. Untuk itu Polres akan melakukan observasi kesehatan jiwa terduga pelaku.

"Langkah yang kami ambil kita akan melakukan observasi kesehatan terduga. Apakah benar terduga mengalami gangguan jiwa atau tidak," papar Dica Ariseno.

Polisi Amankan Barang Bukti

Dica menambahkan korban adalah kakak terduga pelaku. Barang bukti yang sudah diamankan ke Polres Klaten di antaranya kayu sepanjang 1,5 meter.

"Barang bukti yang kita amankan berupa kayu panjang 1,5 meter dan batu bata. Korban mengalami luka di bagian kepala dan saat ini korban kita kirim ke RS Bhayangkara Yogyakarta untuk dilakukan autopsi," imbuh Dica Ariseno Adi.




(cln/cln)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads