Ketua BEM Fakultas MIPA UNS Dianiaya Sopir Kampus, Diduga Ini Pemicunya

Ketua BEM Fakultas MIPA UNS Dianiaya Sopir Kampus, Diduga Ini Pemicunya

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Kamis, 24 Agu 2023 18:45 WIB
Korban penganiayaan oleh sopir UNS, M Khoirul Umam (hitam), saat menunjukan surat tanda laporan di Mapolresta Solo, Kamis (24/8/2023).
Korban penganiayaan oleh sopir UNS, M Khoirul Umam (hitam), saat menunjukan surat tanda laporan di Mapolresta Solo, Kamis (24/8/2023). Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng
Solo -

Ketua BEM FMIPA UNS M Khoirul Umam (19), melaporkan dugaan penganiayaan yang dilakukan YP, seorang tenaga kependidikan sebagai sopir di Fakultas MIPA. Khoirul menduga penganiayaan itu dipicu gegara kasus lama. Kasus apa?

Khoriul mengenang dia pernah menulis kritik pada mobil kampus yang berdebu. Dia menyebut peristiwa itu terjadi pada Juni 2023 lalu.

"Saya melakukan kegiatan propaganda terkait isu-isu kampus. Saya menuliskan kata-kata 'Jamal Gagal' di mobil dinas FMIPA. Jadi di bulan Juni mobilnya berdebu, dan saya coret. Sebenarnya sudah dibersihkan," kata Khoirul kepada awak media di Mapolresta Solo, Kamis (24/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian, Pak Y ini dari sopir mendapatkan sanksi berupa penundaan kenaikan jabatan. Dari situ muncul rasa dendamnya," sambungnya.

Alasannya menuliskan kata-kata tersebut sebagai bentuk propaganda terhadap isu-isu yang ada di kampus UNS yang menjadi sorotan mahasiswa. Dia menuturkan sejumlah isu yang menjadi sorotannya seperti permasalahan UKT, apresiasi dana dan dana kemahasiswaan yang semakin berkurang.

ADVERTISEMENT

Dia menyebut terlapor sering memberikan ancaman kepadanya setelah peristiwa menulisi mobil berdebu itu. Dia bahkan diancam akan dilaporkan polisi hingga diajak duel.

"Sudah selesai masalah ini dengan pihak fakultas, saya sudah dipanggil dekanat dan sudah selesai di situ. Ternyata berlanjut lagi sopir ini mendapatkan sanksi," jelas Khoirul.

"Dari permasalahan ini, sudah selesai di Juni itu. Semuanya sudah clear," sambungnya.

Khoirul menduga momennya dipanggil ke rektorat usai aksinya di explore Ormawa pada Rabu (23/8), memantik pelaku nekat melakukan penganiayaan.

"Kemudian, puncaknya mungkin ketika kemarin saya dipanggil kembali, dan dia sebagai sopirnya, di situ dia melakukan intimidasi tersebut terhadap saya," ujarnya.

Dia mengaku sempat dipukul pelaku saat berada di dalam mobil saat perjalanan dari Rektorat ke Fakultas MIPA. Sesampainya di Fakultas MIPA terlapor kembali melakukan penganiayaan.

"Saya ditonjok di sebelah rahang kanan dengan tangan kirinya, saya sempat mundur, dia bilang kamu diam. Saya ditonjok lagi, dan dipegang baju saya, dan di dorong. Saya diancam akan di bunuh. Saya dipukuli di sebelah dahi, rahang, paha kanan, kaki kanan," ucapnya.

Atas kejadian ini, korban melaporkan kasus ini ke Mapolresta Solo. Dia mengaku sempat merekam percakapan ancaman terlapor kepadanya, yang ia lampirkan sebagai alat bukti. Selain itu, korban juga ke rumah sakit untuk melakukan visum.

Dihubungi terpisah, Kasat Reskrim Polresta Solo Kompol Agus Sunandar, membenarkan adanya laporan tersebut.

"Kita akan proses, dan melakukan penyelidikan dengan memanggil beberapa saksi yang terlibat," pungkas Agus.




(ams/ams)


Hide Ads