Dorong Ojol Pasang GPS-Panic Button, Polisi: Kendaraan Dirampas, Serahkan!

Dorong Ojol Pasang GPS-Panic Button, Polisi: Kendaraan Dirampas, Serahkan!

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Jumat, 28 Jul 2023 16:41 WIB
Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar memberikan penjelasan di hadapan para driver ojol di Semarang, Jumat (28/7/2023).
Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar memberikan penjelasan di hadapan para driver ojol di Semarang, Jumat (28/7/2023). (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng)
Semarang -

Polisi mengumpulkan komunitas driver ojek dan taksi online pascatewasnya Fauzy, salah satu driver online saat dirampok di Jalan Mugas Dalam Raya, Semarang. Polisi mendorong para ojol agar melengkapi kendaraannya dengan panic button dan global positioning system (GPS).

Puluhan driver online itu berkumpul di aula lantai tiga Polrestabes Semarang. Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar mengimbau para ojol mengutamakan keselamatan nyawa. Jika menghadapi kejahatan yang mengancam nyawa, tidak perlu berusaha mempertahankan barang, yang penting nyawa selamat.

"Intinya begini, ketika terjadi situasi darurat utamakan keselamatan pribadi. Kalau ada perampasan jangan mempertahankan kendaraan atau mobil yang berdampak ancaman jiwa. Udah serahkan saja, kalau kendaraan hilang itu tugas kami yang akan mencari yang penting jiwa mereka yang prioritas diselamatkan," kata Irwan usai acara, Jumat (28/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah memberikan saran, kemudian ada langkah lebih lanjut soal antisipasi dan pemanfaatan teknologi. Maka diharapkan setelah pertemuan hari ini ada konsep yang disepakati untuk keamanan para driver di situasi darurat.

"Merumuskan konsep apa yang harus dilakukan saat menghadapi situasi darurat. Jadi setidaknya ada kerja sama yang akan kita laksanakan bersama dengan mereka yang tadi itu memberikan perlindungan bagaimana dan apa yang harus dilakukan saat situasi darurat," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Irwan juga menjelaskan soal aplikasi Libas yang memiliki fitur tombol darurat. Fitur itu juga sempat diujicoba di ruang pertemuan dan langsung ditanggapi command center. Aplikasi ini juga digunakan saksi dalam kasus perampokan Fauzy hingga akhirnya pelaku, Baghastian Wahyu Kisara (27) ditangkap tiga jam setelah kejadian.

Namun ia berharap ada fitur yang lebih cepat yang dipasang di kendaraan para driver yaitu panic button yang diletakkan di tempat tersembunyi di kendaraan. Selain itu kendaraan juga sebisa mungkin dipasang GPS.

"Nanti setiap kendaraan itu akan ada dua tools, tombol kedaruratan dan GPS sehingga tidak akan berani melakukan kejahatan untuk driver online ini," katanya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Ketua Komunitas Driver Online Semarang, Jalu menyambut baik pertemuan dengan kepolisian hari ini. Ia mengatakan selama ini ada sistem koordinasi antardriver jika salah satu driver mengalami musibah atau kejahatan. Namun ia berharap apa yang dibahas dengan kepolisian juga bisa berjalan.

"Sesuai dengan apa yang dibicarakan bentuknya seperti sinyal darurat bahwa dalam kondisi keadaan darurat kita tidak bisa memikir jauh dan kalau ada tombol otomatis yang dalam beberapa detik bisa memberikan informasi ke pihak terkait itu akan sangat membantu," kata Jalur.

Untuk diketahui, salah satu driver taksi online bernama Fauzy tewas setelah dirampok oleh pelaku bernama Baghastian. Ia menerima empat tusukan kemudian keluar mobil dan meninggal.

Pelaku membawa kabur mobil korban dan berniat menjual. Namun pelaku berhasil dibekuk tim Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng.

Halaman 2 dari 2
(aku/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads