Siswa SMPN di Klaten, AN (16), yang tinggal di Desa Ketandan, Kecamatan Klaten Utara, Klaten tewas dikeroyok gerombolan pemotor di Srago, Kecamatan Klaten Tengah. Polres Klaten mengungkap sempat ada satu orang yang mendapat tekanan untuk mengaku jadi pelaku.
"Yang pertama kita duga pelakunya, ternyata bukan. Karena ada tekanan untuk mengakui, jadi kita harus hati-hati betul dan harus akurat, kita tidak diam," kata Kapolres Klaten AKBP Warsono kepada wartawan di Masjid Raya Klaten, Senin (19/6/2023) pagi.
Warsono menjelaskan jajarannya terus mengusut kasus yang menewaskan siswa SMPN tersebut. Sat Reskrim Polres Klaten disebutnya terus mencari alat bukti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita terus melakukan penyelidikan. Kita cari-cari bukti betul, tim saya selalu saya minta progres perkembangan," terang Warsono.
Menurut Warsono sejauh ini saksi dan alat bukti terus dikumpulkan, termasuk rekaman CCTV. Dengan alat bukti yang akurat diharapkan tidak salah tangkap.
"Supaya betul kita tahu pelakunya sehingga tidak salah tangkap dan muncul masalah baru. Kemarin enam orang kita mintai keterangan dan beberapa tambahan tapi yang mengarah masih kita dalami," imbuh Warsono.
Warsono mengimbau masyarakat untuk mengawasi anak-anaknya sehingga jangan sampai beraktivitas negatif. Orang tua diminta mengarahkan anak-anaknya untuk berkegiatan yang positif.
"Kegiatan anak harus diawasi, arahkan ke kegiatan positif di lingkup keluarga dulu," pungkas Warsono.
Sebelumnya diberitakan, kasus pengeroyokan di Jalan Diponegoro depan SMK Kristen, Gumulan, Kecamatan Klaten Tengah, Klaten, pada Sabtu (14/5) dini hari yang menyebabkan pelajar SMP berinisial NA (16) tewas. Kasus tersebut hingga kini belum ada titik terang. Keluarga korban berharap pelakunya segera ditangkap.
"Sudah 30 hari belum ada kejelasan dari pihak yang berwajib. Harapan kami semoga pelaku cepat tertangkap dan dihukum semaksimal mungkin. Tapi dari Polres katanya masih menunggu perkembangan," kata kakak korban, Andika kepada detikJateng, Kamis (15/6).
Andika mengatakan pihak keluarganya sudah diminta keterangan oleh penyidik. Terakhir dirinya diminta keterangan pada Kamis (8/6).
"Baru kemarin tanggal 8 Juni saya dimintai keterangan atau istilah kalau nggak salah BAP. Adik saya tidak punya masalah apapun sebelumnya," ujar dia.
(sip/dil)