Sudah Ada Tersangka, Ini 3 Pernyataan Keluarga Tahanan Tewas di Purwokerto

Sudah Ada Tersangka, Ini 3 Pernyataan Keluarga Tahanan Tewas di Purwokerto

Tim detikJateng - detikJateng
Rabu, 07 Jun 2023 13:47 WIB
Pengacara keluarga menunjukkan foto kondisi luka di sekujur tubuh OK, tahanan curanmor di Polres Banyumas yang meninggal dunia.
Pengacara keluarga menunjukkan foto kondisi luka di sekujur tubuh OK, tahanan curanmor di Polres Banyumas yang meninggal dunia. Foto: Anang Firmansyah/detikJateng
Solo -

Polisi telah menetapkan tersangka dalam peristiwa tewasnya tahanan kasus curanmor inisial OK (26) di Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Sebelumnya, pihak keluarga OK curiga terkait penyebab kematian.

"Iya, Mas," kata Kasat Reskrim Polresta Banyumas, Kompol Agus Supriyadi saat ditanya detikJateng apakah sudah menetapkan tersangka terkait tewasnya tahanan OK, melalui pesan tertulis, Rabu (7/6/2023). Sementara itu keterangan lengkap baru akan disampaikan pada siang ini oleh Polresta Banyumas.

Berikut ini pernyataan pihak keluarga OK sebelumnya, yang menilai ada kejanggalan penyebab kematian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Ungkap Kondisi Penuh Luka

Keluarga OK di Desa Purwosari, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas tidak terima OK dinyatakan tewas karena sakit. Pengacara keluarga korban, Silvia Devi Soembarto menyebut kematian kliennya tidak wajar sebab ditemukan penuh luka di sekujur tubuhnya.

"Kondisinya penuh luka. Ada lubang kehitaman di badan, betis, punggung. Dengkul kehitaman semua," kata Silvia sambil menunjukkan foto kondisi tubuh korban kepada wartawan, Senin (5/6/2023).

ADVERTISEMENT

2. Duga Disiksa

Orang tua korban, Jakam (51) menjelaskan anaknya ditangkap pada 17 Mei 2023 lalu dengan kondisi sehat.

Namun, pada Jumat (5/6) keluarga tiba-tiba menerima kabar OK sudah meninggal dunia di Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto. Jakam menyebut putranya itu ditahan di Rutan Polsek Baturraden.

Pihak keluarga kemudian nekat untuk membuka kain kafan korban saat di rumah. Keluarga pun kaget, sebab tubuh korban ditemukan penuh luka sayatan dan lebam.

"Di rumah terus sama keluarga dan Pak Kayim dibuka, ternyata bukan penyakit. Penganiayaan dan penyiksaan. Lukanya di punggung ada dua kayak sudah kelihatan dagingnya. Paha dua-duanya gosong hitam terus di perut kayak bekas pecutan rotan atau besi. Kalau yang di tangan sama kaki kayak bekas borgol," ungkapnya.

3. Minta Diusut Tuntas

Keluarga juga meminta agar jasad korban diautopsi untuk mengetahui penyebab kematian. Selain itu keluarga juga menuntut ganti rugi.

"Kami minta usut tuntas dan pelaku harus dihukum. Lalu polisi harus mengadakan konpers untuk transparansi kepada masyarakat dan ada keterbukaan. Keluarga juga meminta ganti rugi, nyawa tidak bisa disamakan dengan uang benda atau barang, tapi untuk keluarga kami tidak mau asumsi siapa pelakunya," terang pengacara keluarga korban, Silvia Devi Soembarto .

Silvia menyebut jika berdasarkan hasil medis kematian OK dikarenakan mengidap penyakit dalam. Namun jika melihat kondisi tubuh korban, keluarga korban tidak percaya begitu saja.

"Setelah almarhum dikembalikan ke keluarga, dinyatakan pihak kepolisian almarhum kebanyakan alkohol. Sehingga kadar alkohol tinggi dan gagal ginjal," jelasnya.




(rih/aku)


Hide Ads