TU (61), pelaku pembacokan di Desa Danakerta, Kecamatan Punggelan Banjarnegara yang sempat melarikan diri akhirnya ditangkap polisi. Saat ditanya, ia mengaku membacok karena ditantang korban.
"Saya mau jual pisang, tapi ditantang (oleh korban). 'Nek arep gelut mayuh nggon seng omber' (Kalau mau berantem ayo di tempat yang longgar)," kata TU (61) pelaku pembacokan di Desa Danakerta saat ditemui di Mapolres Banjarnegara, Kamis (25/5/2023).
Mengenai golok yang dibawanya, TU menyebut bahwa dia sehari-hari memang terbiasa membawa golok untuk menebas pisang. Sebab, dia bekerja sebagai pedagang pisang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, dia juga mengaku tidak sengaja membacok korban dalam pertikaian itu.
"Itu golok mau direbut, dan nggak sengaja kena (korban)," ucapnya.
Sambil terlihat malu, warga Desa Danakerta ini pun mengakui jika pemicu perkelahian antara dirinya dengan korban adalah cemburu. Pasalnya, ia dan korban sama-sama menjalin hubungan gelap dengan wanita yang sama.
Padahal, wanita yang dipacari oleh pelaku dan korban tersebut masih memiliki suami yang sah. Saat ini suaminya sedang merantau.
"Masalahnya ya perempuan. Karena cemburu. Kalau sama korban kenal, dia tukang servis," kata dia.
TU mengaku sudah lebih dulu menjalin hubungan gelap dengan Riyanti wanita itu dibanding korban. Hubungannya sudah lebih dari setahun
"Saya dulu. Sudah satu tahun lebih," ujarnya.
Kasat Reskrim Polres Banjarnegara AKP Bintoro Thio Pratama membenarkan jika motif penganiayaan lantaran cemburu. Padahal wanita yang diperebutkan masih memiliki istri yang sah.
"Motifnya karena cemburu. Keduanya baik pelaku maupun korban sama-sama menjalin hubungan dengan satu wanita yang sudah bersuami," terangnya.
(ahr/apl)