Ini Tampang Guru Ngaji Bejat yang Sodomi 13 Santri di Batang

Ini Tampang Guru Ngaji Bejat yang Sodomi 13 Santri di Batang

Robby Bernardi - detikJateng
Kamis, 04 Mei 2023 15:19 WIB
Rilis kasus pencabulan di Mapolres Batang, Kamis (04/5/2023).
Rilis kasus pencabulan di Mapolres Batang, Kamis (4/5/2023). (Foto: Robby Bernardi/detikJateng)
Batang -

Tachyat Subagyo, Kecamatan Wonotunggal, Batang, diamankan Satreskrim Polres Batang. Pria yang berprofesi sebagai guru ngaji di desa itu diduga menyodomi 13 santrinya sendiri.

Tachyat dihadirkan dalam rilis kasus di Mapolres Batang, hari ini. Mengenakan baju tahanan warna oranye, pria berusia 45 tahun itu terus menunduk saat digiring polisi ke lokasi rilis.

Wajahnya tampak lemas, sorotan matanya terlibat lesu. Selama pelaksanaan rilis pers, ia hanya tertunduk sembari memandangi kedua tangannya yang diborgol.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tachyat mengaku menyesal. Dia berdalih awalnya tidak punya hasrat dengan lelaki ataupun santri prianya. Tachyat mengaku telah berkeluarga, namun belum dikaruniai anak.

"Ya mungkin karena sering dan kedekatan saya dengan santri (pria). Saya awalnya tidak suka pria. Ya tadinya nggak sih. Saya sangat menyesal," ungkapnya di hadapan awak media, Kamis (4/5/2023).

ADVERTISEMENT

Sebelumnya diberitakan, Seorang guru ngaji di Kabupaten Batang, cabuli dan sodomi belasan santrinya. Aksi bejat ini telah dilakukan pelaku sejak tahun 2017 hingga 2023.

Pelaku bernama Tachyat Subagyo (45) warga Kecamatan Wonotunggal ini. Pelaku yang seorang guru ngaji itu telah diamankan petugas Satreskrim Polres Batang.

"Tersangkanya berprofesi sebagai guru ngaji. Guru ngaji yang melakukan pelecehan seksual berupa sodomi kepada anak-anak ngajinya," kata Kapolres Batang AKBP Saufi Salamun ditemui di Mapolres Batang, Kamis (4/5).

Wakapolres Batang, Kompol Rahardjo, menambahkan, kasus ini terungkap saat salah satu korban melaporkan ke pihak kepolisian pada akhir April lalu dan kemudian bermunculan korban-korban lainnya. Para korban merupakan santri yang menginap di rumah pelaku.

"Untuk jumlah korban, sekitar 13, yang dilakukan sejak tahun 2017 hingga 2023, usia antara 14-22 tahun," ucap Rahardjo.




(aku/sip)


Hide Ads