.webp)
Aksi seorang anak baru gede (ABG) menguras dua kotak infak masjid jami Hj Sutarsih di Polanharjo, Klaten, terekam CCTV. Remaja laki-laki tersebut menguras isi kotak yang diperkirakan isinya antara Rp 2-4 juta.
''Yang dicongkel kotak di samping dan depan masjid. Isi pastinya kurang tahu tapi diperkirakan antara Rp 2 juta-Rp 4 juta," jelas Humas Takmir Masjid, Aris Haryanto kepada detikJateng di lokasi kejadian, Jumat (10/3/2023).
Dijelaskan Aris, kejadian ini sudah hari Sabtu (4/3) lalu. Saat dia datang ke masjid sebelum subuh, pintu depan masjid sudah terbuka. Usai salat ada jemaah memberitahu soal kotak infak yang terbuka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Habis salat ada jemaah memberitahu kotak infak sudah terbuka. Kita lapor ketua takmir dan CCTV dibuka, ternyata benar kotak dicongkel dengan tang dan semacam linggis kecil," kata Aris.
Pelaku, sambung Aris, hanya satu orang remaja. Kasus itu langsung dilaporkan ke Polsek Polanharjo.
"Sudah dilaporkan ke Polsek hari itu juga. Tapi baru kemarin diunggah di medsos dengan harapan jika ada yang mengenal pelaku segera memberitahukan," ujar Aris.
Aksi ABG itu pun viral setelah diunggah di akun Facebook INFO CEGATAN KLATEN (ICK) Jumat pagi.
"Seng ngertos bocah nki tulung inbox npo wa kulo ngh nmr kulo "08500xxcccc" kejadian skitar pkl setengah tiga..lokasi masjid jami' hj sutarsih wangen polan harjo klaten.le cah bagus wajahmu wes kesorot cctv le awkmu moro neng masjid kene opo pilih berurusan karo hukum le cah bagus.iki gur sebagian rekamane le cah bagus," tulis akun Arya Dwi Pangga sebagaimana dikutip detikJateng.
Di unggahan tersebut disertai empat foto tangkapan layar CCTV. Tampak ABG tersebut masuk, mencongkel kotak dan pergi.
Kapolsek Polanharjo AKP Nurwadi menjelaskan korban sudah melaporkan ke Polsek. Kotak yang dikuras berada di teras.
"Kotaknya di teras jadi dengan mudah diambil, pelaku satu orang dan dari kamera seorang remaja. Kita imbau untuk masyarakat lebih baik kotak infak dimasukkan masjid atau diambil takmir setiap hari sehingga kosong," jelas Nurwadi kepada wartawan.
(apl/ams)
