Seorang siswi SMP di Solo (14) ditemukan tewas di lahan kosong di Desa Pandeyan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo. Gadis itu ternyata tewas dibunuh teman kencan yang dikenalnya lewat aplikasi Michat.
Jasad korban semula ditemukan di kebun kosong dekat pabrik furnitur pada Selasa (24/1/2023) lalu. Korban diketahui sempat pamit untuk kencan dengan pria yang dikenalnya lewat aplikasi MiChat di sebuah hotel di Kecamatan Kartasura.
"Dari keterangan saksi, sekira pukul 16.00 WIB, korban akan berkencan dengan seorang laki-laki yang tidak diketahui identitasnya. Mereka janjian melalui aplikasi online," kata Kapolres saat dihubungi detikJateng, Selasa (24/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar dua jem berselang saksi sempat menghubungi korban dan menyuruhnya pulang. Sebab, kroban sudah dicari orang tuanya. Namun, kala itu nomor korban sudah tidak aktif.
Saksi lalu menghubungi pacar korban untuk mencari siswi SMP tersebut. Pacar korban yang sempat mendapat share loc itu pun mendatangi lokasi bersama saksi. Nahas, mereka justru menemukan korban sudah tak bernyawa.
Di lokasi, ditemukan sejumlah barang bukti seperti bungkus alat kontrasepsi, bungkus rokok, lip cream. Jasad korban lalu idbawa ke RSUD dr Moewardi Solo untuk autopsi.
Sehari berselang, polisi menangkap pelaku pembunuhan siswi SMP tersebut. Pelaku adalah Nanang Tri Hartanto (21) pria yang sehari-hari bekerja sebagai manusia silver di wilayah Kartasura.
"Motifnya sakit hati. Janjiannya satu jam. Setelah (persetubuhan) yang pertama selesai, mereka melanjutkan yang kedua. Tapi waktu satu jamnya sudah selesai, sehingga tidak sampai selesai," kata Wahyu saat konferensi pers di Mapolres Sukoharjo, Rabu (25/1).
Pelaku yang kesal kemudian membawa korban ke sebuah lahan kosong di Desa Pandeyan, Kecamatan Grogol. Di lokasi ini korban dan pelaku sempat mengobrol.
Belakangan pelaku menghabisi korban menggunakan pisau dan obeng yang dibawanya dari kos. Korban yang sudah tewas kemudian ditinggal begitu saja oleh pelaku.
"Untuk motifnya pelaku kecewa, marah, dan ingin menguasai barang korban," ungkap Wahyu.
Polisi pun kini memburu keterlibatan orang lain dalam kasus prostitusi online siswi SMP tersebut.
"Kita akan kembangkan, kita akan perdalam di pemeriksaan. Apakah yang bersangkutan ini individu, artinya dari laki-laki langsung ke wanita. Atau ada yang menyediakan jasa tersebut (muncikari)," kata Wahyu.
Pengakuan Pelaku
Nanang mengaku kesal dengan korban karena nafsunya tidak terpenuhi. Pria yang sudah memiliki istri dan seorang anak ini menyewa kamar kos di Kecamatan Kartasura.
"Karena tidak sesuai durasi. Satu jam, tapi kan mintanya dua kali. Yang kedua belum sampai selesai, tapi sudah selesai," kata Nanang.
Dia pun ternyata sudah menyiapkan pisau sebelum bertemu korban. "Pisau saya bawa dari kos. Punya saya (pisaunya). Dari kos sudah saya rencanakan," aku dia.
Selanjutnya sosok korban di mata tetangga dan respons Gibran soal siswi di kotanya open BO.
Sosok Korban
Kabar meninggalnya siswi SMP asal Sukoharjo itu membuat kaget para tetangganya. Sehari-hari gadis itu dikenal pendiam dan tak menunjukkan terlibat aktivitas prostitusi online.
"Masa tumbuh saat SD tidak ada yang mencurigakan, SMP saya rasa baik-baik saja. Guru SMP-nya kemarin juga bilang anaknya pendiam," kata kepala desa tempat korban tinggal, Agus saat dihubungi detikJateng, Rabu (25/1).
![]() |
Respons Gibran
Kasus tewasnya siswi SMP ini pun mendapat perhatian Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Gibran mengaku kaget ada siswi SMP di kotanya yang melakukan prostitusi online atau open BO.
"Iya (sekolah di Solo), Kaget cah SMP wis ngono (Kaget anak SMP sudah begitu). Iya makane itu, nanti tak (saya) koordinasi dengan Pak Kapolres juga, (tindakan) preventif ke depan dengan Disdik, Polres," kata Gibran saat ditemui, Jumat (27/1
Gibran berharap tak ada laporan siswi lainnya yang melakukan open BO. Terkait hal ini, dia meminta Dinas Pendidikan Kota Solo untuk melakukan pengawasan dan sosialisasi ke orang tua dan pihak sekolah.
"Pasti ada sosialisasi lanjutan. Aku kaget juga. Tak (saya) kira SMA. Pengawasan nanti Disdik (Dinas Pendidikan). Mengko (nanti) kita telusuri pelakunya dan orang tuanya," terang Gibran.
(ams/ams)