Sejumlah siswa SMKN 10 Semarang harus berurusan dengan hukum buntut dari penyerangan ke SMKN 3 Semarang. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah berupaya menjamin hak pendidikan mereka.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Uswatun Hasanah menyesalkan peristiwa tersebut. Namun ia menegaskan berbagai pihak terkait yaitu dua sekolahan dan stake holder sudah bertemu.
"Dilakukan mediasi dan semua saling pahami dan memaafkan. Proses hukum tetap jalan," kata Uswatun di sela acara Sosialisasi Kurikulum Merdeka Belajar bersama Wakil Ketua Komisi X DPR RI di Semarang, Sabtu (17/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menegaskan, pemerintah menjamin hak pendidikan para siswa tersebut tetap terpenuhi sehingga tidak ada opsi untuk mengeluarkan atau memindah siswa yang bermasalah.
"Saya tegaskan pendidikan itu tanggungjawab orangtua, sekolah dan masyarakat. Kalau ketiganya sehat tidak akan muncul seperti itu. Yang kita lakukan menguatkan bagaimana anak-anak agar tidak mudah terprovokasi, tidak dengan cara di-cut atau dipindahkan ke sekolah lain. Sangat disayangkan kalau sampai terjadi," tegasnya.
"Anak-anak (yang terlibat) kalau hanya wajib lapor saja kan tidak apa-apa. Mereka tetap masih bisa sekolah," imbuh Uswatun.
Kemudian Uswatun juga berharap agar peristiwa tersebut tidak terulang maka sudah ada deklarasi anti tawuran. Selain itu jika Kurikulum Merdeka Belajar bisa maksimal, maka para siswa tidak akan memikirkan melakukan hal-hal negatif.
"Anak-anak sekarang sudah muncul kesadarannya termasuk di dalamnya adalah masih ada kaitannya dengan kurikulum merdeka belajar. Kalau dijalankan, anak-anak tidak akan sempat pikir begitu (tawuran) dan tidak mudah terprovokasi," ujarnya.
Wakil Ketua Komisi x DPR RI yang membidangi pendidikan, Agustina Wilujeng dalam kesempatan itu juga menekankan pentingnya peran keluarga termasuk pada Kurikulum Merdeka Belajar. Ia berharap para orangtua ikut mendidik putanya menjadi siswa dengan karakter yang baik.
"Kurikulum merdeka belajar menuntut peran besar orangtua untuk mendidik anak di waktu bersama. Siapa yag paling berperan dalam pendidikan karakter? Ya Orangtua," tegas Agustina.
Untuk diketahui, penyerangan siswa SMKN 10 Semarang ke SMKN 3 Semarang viral beberapa waktu lalu. Peristiwanya sendiri terjadi 8 Desember 2022 lalu. Para siswa yang menyerang membawa celurit dan menyebabkan satu orang terluka.
Pihak kepolisian melakukan penyelidikan dan mengamankan sekitar sembilan orang yang dua diantaranya adalah alumni SMKN 10 Semarang. Kedua sekolah sudah bertemu dan menyatakan deklarasi damai.
(aku/aku)