Putri Candrawathi istri Ferdy Sambo menangis dalam sidang ketika menceritakan momen mengikuti uji kebohongan atau poligraf. Putri mengaku terpaksa menceritakan terkait pelecehan di rumahnya di Magelang saat uji kebohongan.
"Izin, untuk poligraf saya waktu itu diperiksa oleh dua orang, salah satunya Bapak Aji. Saya diperiksa di ruangan tertutup, kedap suara, dengan dua orang pria dan saya diminta jelaskan kejadian tanggal 2 (Juli) sampai tanggal 8, tanggal 7 saya berhenti. Saya sampaikan ke berdua yang nanya, saya bilang nggak sanggup, karena saya nggak mau menceritakan kejadian kekerasan seksual tersebut," ujar Putri sambil menangis ketika menanggapi ahli poligraf Aji Febrianto Ar-Rosyid, di ruang sidang di PN Jaksel, Rabu (14/12/2022), dilansir detikNews.
Putri mengaku terpaksa melanjutkan cerita kejadian 7 Juli 2022 terkait pelecehan seksual yang dialaminya oleh Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat. Dia mengaku takut dinyatakan tidak kooperatif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun salah satu pemeriksa sampaikan 'Ibu harus ceritakan karena Ibu sudah di sini'. Kalau tidak salah itu yang menyampaikan Bapak Aji sendiri. Saya menangis karena dalam ruangan itu hanya ada dua orang pria. Saya harus ceritakan peristiwa kekerasan seksual yang saya alami, tanpa didampingi psikolog," ucap Putri.
"Saat itu saya hanya bisa menangis, tapi diminta dilanjutkan, dan saya lanjutkan karena saya takut dibilang nggak kooperatif dalam pemeriksaan," lanjut Putri.
Versi Ahli Poligraf
Sebelumnya, pengacara Putri, Rasamala Aritonang, lebih dulu mencecar ahli poligraf Aji Febrianto Ar-Rosyid, terkait keberatan Putri diperiksa. Aji kemudian menjelaskan alasan melanjutkan uji kebohongan terhadap Putri.
"Ada nggak keberatan soal spesifik tanggal 7 (Juli)?" tanya Rasamala dalam sidang.
"Beliau keberatan ceritakan kronologinya," kata Aji.
Aji mengatakan pegangan pihaknya melanjutkan pemeriksaan adalah ada surat persetujuan. "Kita lanjutkan karena kita dari awal landasannya surat persetujuan," jelas Aji.
"Kan yang bersangkutan menolak, kenapa Anda teruskan pemeriksaannya? Atau antisipasi supaya hasil optimal?" tanya Rasamala.
"Tidak jadi cerita kronologis, itu kan bagian pre test. Kalau seorang nggak mau ceritakan, itu hak. Tapi, kalau pemeriksaan, tetap kita lanjut," kata Aji.
Sebelumnya, Putri Candrawathi membantah dirinya mempunyai hubungan khusus dengan Brigadir Yosua. Akan tetapi, berdasarkan hasil tes poligraf yang sudah dilakukan, jawaban Putri tersebut terindikasi bohong.
Selengkapnya di halaman selanjutnya...
Hal ini terungkap saat jaksa penuntut umum bertanya soal hubungan dengan eks sopirnya itu. Putri menyatakan hubungannya dan Yosua sebatas atasan dan sopir.
"Saudara ada hubungan apa sama Yosua?" tanya jaksa dalam sidang di PN Jaksel, Senin (12/12) seperti dikutip dari detikNews.
"Maksudnya?" timpal Putri saat bersaksi.
"Ada hubungan lebih dari sekedar ajudan dengan atasan?" tanya jaksa.
Putri mengatakan Yosua hanya bertugas sebagai sopir. Dia juga mengaku menganggap Yosua anak.
"Yosua adalah driver saya yang saya anggap sebagai anak kami," ujar Putri.
"Tidak ada hubungan romantis?" cecar jaksa.
"Tidak ada," jawab Putri.
Mendengar jawaban tersebut, jaksa bertanya mengenai hasil tes poligraf atau uji kebohongann. Jaksa mengatakan Putri saat itu ditanya apakah dia dengan Yosua berselingkuh atau tidak.
"Dalam pertanyaan 'apakah Anda berselingkuh dengan Yosua?', 'apakah Anda berselingkuh dengan Yosua di Magelang?', 'apakah Anda berselingkuh dengan Yosua selama di Magelang?' Saat itu Anda jawab apa?" tanya jaksa.
"Tidak," kata Putri.
Jaksa kemudian mengungkap hasil tes poligraf dari jawaban Putri. Menurut jaksa, jawaban Putri terindikasi berbohong.
"Di sini diindikasi anda berbohong, bagaimana tanggapan Anda?" kata jaksa.
"Saya tidak tahu," ucap Putri.
Putri mengaku dia menjalani tes poligraf bersama asisten rumah tangga (ART) bernama Susi. Dia juga mengaku tidak tahu pertanyaan dan hasil tes poligraf Susi.
Dalam persidangan itu, duduk sebagai terdakwa dalam sidang adalah Bharada Richard Eliezer, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf.
Mereka didakwa bersama-sama dengan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi melakukan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua Hutabarat. Eliezer disebut dengan sadar dan tanpa ragu menembak Yosua.











































