Ahli Beberkan Hasil Uji Kebohongan Kuat Ma'ruf soal Persetubuhan Putri-Yosua

Ahli Beberkan Hasil Uji Kebohongan Kuat Ma'ruf soal Persetubuhan Putri-Yosua

Tim detikNews - detikJateng
Rabu, 14 Des 2022 14:49 WIB
Bharada Richard Eliezer, Bripka Ricky Rizal dan Kuat Maruf jalani sidang lanjutan di PN Jaksel. Mereka saling memberikan kesaksian.
Kuat Ma'ruf dalam persidangan di PN Jaksel. Foto: Grandyos Zafna
Solo -

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kembali menggelar persidangan mengenai kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir N Yosua Hutabarat. Persidangan digelar dengan terdakwa Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada Eliezer, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf.

Dalam sidang itu pengadilan menghadirkan ahli poligraf Aji Febrianto Ar-Rosyid. Dia mengungkapkan hasil tes kebohongan saat memeriksa salah satu terdakwa dalam kasus itu, Kuat Ma'ruf.

Dikutip dari detikNews, Aji menyebut Kuat Ma'ruf diindikasikan berbohong untuk salah satu pertanyaan dan jujur untuk satu pertanyaan lainnya.

"(Hasil Kuat) jujur dan terindikasi berbohong," ujar Aji saat ditanya jaksa di dalam sidang di PN Jaksel dilansir dari detikNews, Rabu (14/12/2022).

Dua hasil ini didapat dari dua pertanyaan berbeda. Pertanyaan pertama itu terkait persetubuhan istri Sambo, Putri, dengan ajudan Sambo, Brigadir Yosua.

"(Pertanyaan pertama) Saudara Kuat, pertanyaannya adalah 'Apakah kamu memergoki persetubuhan Ibu Putri dengan Yosua. (Hasilnya) jujur," ungkap Aji.

"Dia tidak memergoki? Tidak melihat, ya?" tanya jaksa.

"Iya," jawab Aji.

Aji juga menjelaskan pertanyaan kedua yang diajukan kepada Kuat saat uji kebohongan di tahap penyidikan. Hasilnya, kata Adi, Kuat terindikasi berbohong.

"Untuk indikasi kedua Kuat pada saat pemeriksaan tanggal 9 September 'Apakah kamu melihat Ferdy Sambo menembak Yosua, jawabannya saudara Kuat 'tidak', hasilnya berbohong," ujar Aji.

Sebagai informasi, Aji merupakan pemeriksa tes poligraf yang memeriksa Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada Richard Eliezer, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf dalam kasus pembunuhan Brigadir N Yosua Hutabarat saat proses penyidikan.

Dia menyatakan tes poligraf yang dilakukan terhadap lima orang itu memiliki akurasi 93 persen.




(ahr/ahr)


Hide Ads