Isak Tangis Istri Iwan PNS Semarang Tewas Dimutilasi, Harap Atensi Jokowi

Isak Tangis Istri Iwan PNS Semarang Tewas Dimutilasi, Harap Atensi Jokowi

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Rabu, 26 Okt 2022 17:49 WIB
Istri Iwan PNS Semarang, Onne Anggarawati (merah), Rabu (26/10/2022).
Istri Iwan PNS Semarang, Onne Anggarawati (merah), Rabu (26/10/2022). Foto: dok. Istimewa
Semarang -

Keluarga Paulus Iwan Boedi Prasetijo, PNS Bapenda Kota Semarang saksi korupsi yang tewas dibunuh, berharap pertolongan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar kasus pembunuhan tersebut cepat terungkap. Hingga kini kasus pembunuhan sadis itu masih dalam penyelidikan polisi.

"Harapan kami ada atensi, Pak Jokowi tolong pandang saya dan anak-anak. Bagi kami itu sebuah mimpi buruk yang tidak bisa kami terima diketahui Pak Jokowi, Panglima dan para petinggi, kami itu keluarga yang harmonis, karena masalah ini kami harus kehilangan keluarga yang jadi panutan kami. Sampai hari ini jujur saya belum bisa terima," kata istri Iwan, Onne Anggarawati, dengan berurai air mata, Rabu (26/10/2022).

"Saya di posisi tempat suami saya meregang nyawa dengan kondisi yang Bapak ketahui. Tiap hari suami yang saya openi harus meninggal dengan posisi begini. Lihatlah kami, Pak," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Onne dan tiga anaknya hari ini kembali mendatangi lokasi penemuan jasad Iwan di lahan kosong kawasan Marina, Kota Semarang. Onne mengatakan kini ia sudah didampingi kuasa hukum dan berharap kasus pembunuhan suaminya bisa terungkap. Jangan sampai ada pihak-pihak yang dilindungi.

"Apa yang harus diselesaikan dan ditindak tolong jangan dilindungi, nggih. Saya tidak ingin ada nasib yang sama seperti keluarga kita. Tolong lihat kami, saya, anak-anak. Intinya tolong dapat mengungkap. Terima kasih kepada yang sudah angkat kasus ini agar tidak tenggelam," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Sementara itu kuasa hukum keluarga korban, Yunanto Adi Setiawan, mengatakan pihak keluarga meminta atensi dari Presiden, Menko Polhukam, Kapolri, dan Panglima TNI. Ia berharap pihak-pihak terkait melakukan perundingan agar kasus tidak menguap dan segera terungkap.

"Kita mohon ada atensi Presiden, Menko Polhukam, Kapolri, Panglima TNI untuk merundingkan kasus ini agar permasalahan ini bisa terungkap dan tidak berlarut. Kalau makin berlarut takutnya menguap. Diharapkan cepat teratasi," kata Yunanto.

Sementara itu, ia berharap Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) juga melindungi keluarga korban. Kemudian LPSK juga bisa membuat saksi yang dilindungi memberikan keterangan yang sebenar-benarnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya...

"Terhadap beberapa instansi, pertama LPSK, seharusnya melakukan perlindungan terhadap keluarga korban. Kalau ada saksi dilindungi yang kemarin tiga orang, dua di antaranya tetap konsisten keterangannya, tapi ada satu yang berubah keterangan. Di sini LPSK harus membantu saksi memberikan keterangan sebenarnya, tidak melindungi saksi yang mengubah keterangannya," ujarnya.

"Kalau saksi itu berubah terus keterangan terus dilindungi, bisa menghambat proses penyidikan. Kami usul LPSK evaluasi perlindungannya ke saksi yang mengubah keterangan atau mengubah cara kerjanya agar saksi tidak menghambat penyidikan," terang Yunanto.

Untuk diketahui, Iwan PNS Bapenda Kota Semarang dilaporkan hilang pada 24 Agustus 2022. Ia kemudian ditemukan tewas 8 September 2022 di tanah kosong kawasan Marina Semarang dengan kondisi tubuh terbakar bersama motornya, dan bagian tubuhnya tidak utuh.

Dalam proses penanganan kasus, sempat ada dua anggota TNI yang diperiksa oleh Pomdam IV/Diponegoro. Namun dalam pernyataan Pomdam IV/Diponegoro disebutkan kedua anggota TNI itu belum terbukti terlibat. Sementara itu kasus ini dalam penyelidikan Polrestabes Semarang.

Halaman 2 dari 2
(rih/ams)


Hide Ads