.webp)
Polresta Jogja menangkap pelaku utama penusukan yang menewaskan warga negara asing (WNA) Timor Leste yang juga mahasiswa UAD, EHL (25) di Tegalrejo, Jogja. Tersangka penusukan berinisial OS alias VK (24).
Petistiwa penusukan itu terjadi pada Rabu (31/8) lalu. OS dihadirkan dalam jumpa pers yang digelar di Polresta Jogja, hari ini.
Dalam jumpa pers ini, OS terlihat mengenakan baju tahanan berwarna jingga (oranye). Wajahnya menggunakan sebo atau penutup wajah berwarna hitam dan hanya terlihat kedua matanya saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua tangan OS juga tampak diborgol, dan tampak santai ketika berjalan menuju tempat jumpa pers. OS juga tidak menyembunyikan wajahnya dan tatapannya mengarah ke depan.
Saat dibawa ke tempat jumpa pers OS diapit oleh dua petugas. Dia tak berbicara sama sekali sepanjang jumpa pers, hanya sesekali menunduk ketika dijelaskan kronologi penusukan tersebut.
OS diketahui merupakan pelajar asal Nusa Tenggara Timur yang tinggal di daerah Sleman, DIY. Peran dari OS dalam kasus ini adalah pelaku penusukan korban hingga meninggal dunia.
"Peran dari tersangka adalah orang yang melakukan penusukan", terang KBO Satreskrim Polresta Jogja, Ipda Febrianta saat jumpa pers, Jum'at (21/10/2022).
Febrianta mengungkapkan, OS alias VK sudah tidak berada di Jogja saat diamankan, Polisi menangkapnya di Kota Dumai, Provinsi Riau.
"tersangka sudah pergi dari Jogja, kita amankan di kota Dumai, Provinsi Riau," terangnya.
Diberitakan sebelumnya, Polresta Jogja berhasil mengungkap kasus penyerangan yang menewaskan WNA mahasiswa asal Timor Leste, EHL (25) di Jalan HOS Cokroaminoto, Kemantren Tegalrejo, Jogja pada Rabu (31/8). Pelaku penusukan bernama OS alias VK (24) ditangkap di Dumai, Riau.
OS merupakan pelajar yang selama ini tinggal di daerah Sleman. Peran OS dalam penyerangan ini yakni sebagai penusuk yang menewaskan korban.
Selain menangkap pelaku, Polresta Jogja juga mengamankan barang bukti berupa baju-celana dan sebilah pedang bergagang kepala naga dari tangan pelaku. Sementara itu, Polresta Jogja masih menyelidiki kasus ini lebih lanjut.
"Untuk tersangka lain masih dalam proses pengembangan," ujar Febrianta.
"Kebetulan karena masih proses penyelidikan jadi kami belum bisa memutuskan (jumlah tersangka lain)," lanjut dia.
Tersangka sendiri dijerat dengan pasal berlapis dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.
(apl/ams)
