Round-Up

8 Fakta Pembunuhan Brigadir J dalam Sidang Perdana Ferdy Sambo

Tim detikNews - detikJateng
Selasa, 18 Okt 2022 07:29 WIB
Ferdy Sambo mengajukan keberatan atas dakwaan yang dibacakan jaksa. Sidang eksepsi digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (17/10/2022). Foto: Ari Saputra
Solo -

Sidang perdana kasus pembunuhan Brigadir Yosua atau Brigadir J dengan terdakwa Ferdy Sambo dkk digelar Senin (17/10) kemarin. Ferdy Sambo didakwa melakukan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua bersama dengan Richard Eliezer, Putri Candrawathi, Ricky Rizal Wibowo, dan Kuat Ma'ruf.

Dilansir detikNews, berikut sederet fakta soal pembunuhan Brigadir Yoshua atau Brigadir J yang muncul dalam sidang perdana Ferdy Sambo di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) pada Senin (17/10/2022).

1. Kronologi dari Putri

Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, mengklaim telah dilecehkan Brigadir Yosua. Peristiwa itu dilaporkan Putri ke Ferdy Sambo sambil meminta hal ini tidak diceritakan ke siapapun.

"Ferdy Sambo yang sedang berada di Jakarta pada hari Jumat dini hari tanggal 8 Juli 2022 menerima telepon dari Putri Candrawathi yang sedang berada di rumah Magelang, sambil menangis berbicara dengan Ferdy Sambo bahwa Yosua selaku ajudan Ferdy Sambo yang ditugaskan untuk mengurus segala keperluan Putri Candrawathi telah masuk ke kamar pribadi Putri Candrawathi dan melakukan perbuatan kurang ajar terhadap Putri Candrawathi," ucap jaksa saat membacakan surat dakwaan dalam persidangan di PN Jaksel, dikutip dari detikNews, Senin (17/10).

2. Minta Sambo Tak Hubungi Ajudan

"Putri Candrawathi berinisiatif meminta kepada Ferdy Sambo untuk tidak menghubungi siapa-siapa, dengan perkataan 'Jangan hubungi ajudan', 'Jangan hubungi yang lain, mengingat rumah di Magelang kecil dan takut ada orang lain yang mendengar cerita tersebut dan khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan mengingat Yosua memiliki senjata dan tubuh lebih besar dibanding dengan ajudan yang lain'," ucap jaksa.

Ferdy Sambo menyetujui hal itu dan Putri Candrawathi akhirnya pulang ke Jakarta. Selanjutnya Sambo disebut menyusun rencana pembunuhan Yosua yang melibatkan Eliezer, Ricky dan Kuat Ma'ruf.

3. Sambo Minta Tambah Amunisi

Ferdy Sambo meminta Bharada E alias Richard Eliezer untuk menambah amunisi senjata api Glock 17 yang akan digunakan untuk menembak Brigadir Yosua.

"Terdakwa Ferdy Sambo langsung menyerahkan 1 (satu) kotak peluru 9 mm kepada Saksi Richard Eliezer Pudihang Lumiu disaksikan oleh Saksi Putri Candrawathi," kata jaksa, dikutip dari detikNews, Senin (17/10/2022).

Amunisi itu disiapkan Sambo saat Ricky turun ke lantai satu untuk memanggil Richard Eliezer. Sambo kemudian meminta Richard menambahkan amunisi itu ke senjata api Glock 17 miliknya. Saat itu hanya ada 8 butir peluru dalam senjata api Richard.

Lima fakta lainnya ada di halaman selanjutnya...




(dil/ahr)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork