Ini Kendala Polisi Ungkap Pembunuhan Sadis PNS Semarang Saksi Korupsi

Ini Kendala Polisi Ungkap Pembunuhan Sadis PNS Semarang Saksi Korupsi

Vandi Romadhon - detikJateng
Kamis, 15 Sep 2022 13:06 WIB
Proses pencarian bagian tubuh yang hilang dari mayat hangus diduga PNS Bapenda Kota Semarang, di kawasan Marina, Kota Semarang, Rabu (14/9/2022).
Proses pencarian bagian tubuh yang hilang dari mayat hangus PNS Bapenda Kota Semarang, di kawasan Marina, Kota Semarang, Rabu (14/9/2022). Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng
Banyumas -

Teka-teki kasus dugaan pembunuhan Paulus Iwan Boedi Prasetyo, PNS Bapenda Kota Semarang yang juga saksi dugaan korupsi alih aset Pemkot Semarang, masih gelap. Polisi mengaku mengalami sedikit kesulitan dalam upaya mengungkap pelaku pembunuhan sadis tersebut.

Minimnya alat bukti yang didapatkan sementara ini menjadi salah satu penyebab masih gelapnya kasus itu.

"Terkait masalah alat bukti dan ini pembakaran yang sempurna, 100 persen pembakaran," kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes M Iqbal Alqudusy di Purwokerto, Kamis (15/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, kata Iqbal, polisi masih melakukan pendalaman terhadap alat-alat bukti yang berhasil didapatkan. Meski begitu, Iqbal meyakinkan, kasus ini segera terbongkar dan akan diketahui siapa pelaku dan motif di balik pembunuhan keji tersebut.

"Masih melakukan pendalaman terhadap alat-alat bukti seperti CCTV. Sementara memang masih minim alat bukti yang kita dapat tapi yakinlah pasti ini akan terungkap," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, Polda Jateng sudah memastikan bahwa potongan tubuh manusia yang ditemukan hangus terbakar di Marina, Semarang, merupakan Iwan. Kepastian diperoleh setelah Puslabfor Mabes Polri berhasil mencocokkan sampel DNA ayah biologis dan anak.

"Sudah dapat informasi dari Puslabfor Mabes Polri bahwa sampel ayah biologis dan anak identik sudah dipastikan bahwa mayat yang ditemukan kemarin di Marina Iwan," ungkapnya.

Sementara itu untuk pemeriksaan, Polda Jateng telah memeriksa 14 orang untuk mengungkap fakta kejadian. "Kami masih melakukan pendalaman terhadap 14 orang, dari pihak keluarga kemudian dari rekan kerja," pungkasnya.




(apl/rih)


Hide Ads