Skenario Irjen Ferdy Sambo membunuh ajudannya sendiri Brigadir Nopriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J akhirnya terungkap. Usai membunuh Brigadir J, Irjen Ferdy Sambo tercatat sempat menghubungi dua orang yakni bawahan dan sabahabatnya.
Dilansir detikNews, cerita telepon Irjen Ferdy Sambo yang pertama diungkap oleh Fahmi Alamsyah seusai mundur dari posisinya sebagai penasihat ahli Kapolri. Diketahui Fahmi mundur usai dirinya diisukan membantu Ferdy Sambo menyusun skenario baku tembak. Fahmi membantah tuduhan itu. Dalam klarifikasinya, Fahmi menceritakan awal Ferdy Sambo menghubunginya pada dua hari usai penembakan J, Minggu (10/7).
"Hari Minggu, tanggal 10 (Juli), sekitar pukul setengah tiga, FS telepon saya," jelas Fahmi kepada detikcom, Selasa (9/8) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fahmi mengungkap Irjen Ferdy Sambo saat itu mengaku mendengar informasi ada media yang bertanya soal kematian Brigadir J ke Kabid Propam Jambi.
Melalui sambungan telepon itu, Fahmi menyarankan Irjen Ferdy Sambo untuk menceritakan peristiwa di Duren Tiga kepada Kapolda Jambi. Menurut Fahmi saat itu, langkah tersebut diperlukan agar tidak menambah kebingungan.
"Pada saat telepon, saya menyarankan ceritakan apa yang terjadi pada Kapolda Jambi (soal peristiwa) di Duren Tiga supaya tidak menambah kebingungan. Kemudian saya sarankan juga selambat-lambatnya Mabes Polri merilis peristiwa Duren Tiga pukul 16.00, Senin (11/7)," kata Fahmi Alamsyah.
Fahmi lalu memaparkan draf keterangan tertulis untuk media yang diminta oleh Ferdy Sambo. Isi rilis media itu terdiri dari poin peristiwa yang terjadi, tempat kejadian perkara, waktu kejadian, penanganan kejadian yang dilakukan, sesuai cerita Ferdy Sambo kepada Fahmi.
Fahmi mengaku saat itu tak tahu yang sebenarnya terjadi di Duren Tiga. Namun, dia semula mempercayai cerita yang disampaikan Irjen Ferdy Sambo karena faktor kedekatannya.
Simak lebih lengkap di halaman berikutnya...
"Sebetulnya faktanya seperti apa, saya juga nggak tahu. Tapi saya harus percaya sebelum ada pembuktian sebaliknya. Saya menolong dalam rangka teman, sahabat, bukan dalam kapasitas penasihat Kapolri. Kenapa dia minta tolong saya? Kan sudah kenal dari dulu. Jadi sudah lama, dari zaman dia Wadir Krimum Polda Metro," tutur Fahmi Alamsyah.
"Dia jadi sahabat iya, teman diskusi banget, apalagi setelah jadi Kadiv Propam," sambung Fahmi.
Ferdy Sambo Telepon Brigjen Hendra Kurniawan Usai Bunuh Brigadir J
Istri Brigjen Hendra Kurniawan, Seali Syah, mengungkap suaminya dihubungi Irjen Ferdy Sambo usai peristiwa penembakan yang menewaskan Brigadir J pada Jumat (8/7). Seali mengungkapkan Brigjen Hendra saat itu sedang berada di Jakarta Utara.
"Iya ditelepon langsung (oleh Ferdy Sambo)," kata Seali.
"Dia (Brigjen Hendra) bilang 'Mah, Ayah balik ke arah selatan', 'lho kenapa?' 'ada tembak-tembakan di rumah Pak Kadiv, ayah ditelepon' gitu aja," jelas Seali.
Seali mengatakan Brigjen Hendra saat itu tiba di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo antara 1,5-2 jam setelah kejadian atau sekitar pukul 18.00-19.00 WIB.
Menurut cerita ajudan Hendra yang disampaikan ke Seali, suaminya tak langsung masuk ke dalam TKP saat itu. Hendra Kurniawan disebut berbincang dengan Ferdy Sambo di dalam garasi.
Dalam perbincangan itu, Irjen Ferdy Sambo menceritakan kejadian dengan versinya kepada Brigjen Hendra Kurniawan. Bahkan hingga dicopot dari jabatannya sebagai Karopaminal Divisi Propam, Seali mengungkap suaminya tetap belum mengetahui kebohongan Irjen Ferdy Sambo. Seali mengatakan suaminya baru tahu tentang kasus ini ternyata bukan baku tembak setelah ada pemberitaan soal Bharada E mengubah keterangan pada Senin (8/8).