Pedofilia Sejak Abad 6, dari Sejarah hingga 3 Jenis Pengidapnya

Pedofilia Sejak Abad 6, dari Sejarah hingga 3 Jenis Pengidapnya

Tim detikJateng - detikJateng
Kamis, 14 Jul 2022 17:42 WIB
ilustrasi anak trauma
Foto: ilustrasi/thinkstock
Solo -

Polda DIY mengungkap kasus pedofilia dengan modus telepon video (video call). Hingga Rabu (13/7/2022) kemarin, Polda DIY telah menangkap delapan tersangka. Ternyata pedofilia sudah ada sejak abad ke-6. Berikut sejarah pedofilia, dampak yang dialami korbannya, hingga tiga jenis pelaku pedofilia.

Sejarah Pedofilia

Pedofilia adalah kelainan seksual yang menjadikan anak-anak sebagai objek seksual. Pelakunya, baik lelaki maupun perempuan, disebut pedofil.

Menurut jurnal 'Pedofilia dan Kekerasan Seksual: Masalah dan Perlindungan Terhadap Anak' (Sosio Informa Vol 1 No 1, 2015), pedofilia telah terjadi sebelum masa modern. Di Yunani, fenomena pedofilia dikenal sebagai bentuk pejantanan pada abad 6 Masehi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam jurnal karya Prabowosiwi R dan Bahransyaf D itu dijelaskan bahwa pejantanan dikaitkan dengan proses spiritual kepercayaan masyarakat Yunani pada masa itu. Kemudian menjadi perdebatan antara proses spiritualisme dengan praktik erotisme.

Kekerasan terhadap Anak

Meski pedofilia dikenal sejak abad ke-6, istilah kekerasan terhadap anak atau child abuse baru dikenal di dunia kedokteran pada 1946. Ada empat jenis kekerasan terhadap anak, salah satunya kekerasan seksual.

ADVERTISEMENT

Ada bermacam tindakan kekerasan seksual, di antaranya menunjukkan pornografi kepada korbannya. Tindakan menunjukkan pornografi melalui telepon video ini yang terjadi dalam kasus pedofilia yang kini ditangani Polda DIY.

Kekerasan seksual dibagi menjadi dua berdasarkan identitas pelakunya, yaitu familial abuse dan extrafamilial abuse. Kasus yang ditangani Polda DIY saat ini termasuk extrafamilial abuse, yaitu kekerasan seksual yang dilakukan oleh orang lain di luar keluarga korban.

Jika pelakunya orang yang masih punya hubungan darah atau jadi bagian dalam keluarga inti, termasuk ayah tiri, disebut familial abuse. Kasus familial abuse juga pernah mencuat di Gunungkidul pada April 2022. Saat itu, seorang suami dilaporkan ke Polres Gunungkidul, DIY, karena diduga memperkosa anak tirinya.

Dampak yang Dialami Korban

Kekerasan seksual terhadap anak memberi dampak atau efek yang tidak ringan. Kebanyakan anak korban perkosaan mengalami post-traumatic stress disorder (PTSD).

Simtom atau gejala PTSD berupa ketakutan yang intens, kecemasan yang tinggi, dan emosi yang labil setelah kejadian. Korban yang mengalami kekerasan butuh waktu 1-3 tahun untuk terbuka pada orang lain.

Tentang tiga jenis pedofilia, silakan baca di halaman selanjutnya...

Ada beberapa jenis dari efek trauma akibat kekerasan seksual, dua di antaranya adalah tidak berdaya (powerlessness) dan stigma (stigmatization).

1. Tidak Berdaya

Rasa takut menembus kehidupan korban. Mimpi buruk, fobia, dan kecemasan dialami oleh korban disertai dengan rasa sakit. Perasaan tidak berdaya mengakibatkan individu merasa lemah. Korban merasa dirinya tidak mampu dan kurang efektif dalam bekerja.

Beberapa korban juga merasa sakit pada tubuhnya. Sebaliknya, pada korban lain memiliki intensitas dan dorongan yang berlebihan dalam dirinya.

2. Stigma

Korban kekerasan seksual merasa bersalah, malu, memiliki gambaran diri yang buruk. Rasa bersalah dan malu terbentuk akibat ketidakberdayaan dan merasa bahwa mereka tidak memiliki kekuatan untuk mengontrol dirinya.

Korban sering merasa berbeda dengan orang lain, dan beberapa korban marah pada tubuhnya akibat penganiayaan yang dialami. Korban lainnya menggunakan obat-obatan dan minuman alkohol untuk menghukum tubuhnya, menumpulkan indranya, atau berusaha menghindari memori kejadian tersebut.

Tiga Jenis Pedofil

Mengutip penjelasan dokter spesialis kejiwaan dari Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Teddy Hidayat, jurnal terbitan Kementerian Sosial ini membagi pedofilia dalam tiga jenis.

1. Immature Pedophiles

Pengidap Immature Pedophiles cenderung melakukan pendekatan kepada targetnya yang masih kanak-kanak. Salah satu caranya dengan mengiming-imingi korban sebelum kejadian. Pengidap pedofilia tipe ini kurang dapat bergaul dengan orang dewasa.

2. Regressed Pedophiles

Pemilik kelainan seksual ini biasanya memiliki istri sebagai kedok penyimpangan orientasi seksual, namun tidak jarang pasangan ini memiliki masalah seksual dalam kehidupan rumah tangga mereka.

3. Agressive Pedophiles

Orang dengan tipe ini cenderung berperilaku anti-sosial di lingkungannya. Biasanya pengidap pedofilia jenis ini punya keinginan untuk menyerang korban, bahkan tidak jarang membunuh korban usai melakukan perbuatan pedofilianya.

Halaman 2 dari 2
(dil/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads