Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md ikut angkat suara soal insiden tewasnya Brigadir Nopriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J. Mahfud pun menilai ada kejanggalan dalam kasus baku tembak yang terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo tersebut.
Maka dari itu, Mahfud pun meminta kasus ini agar diusut tuntas sehingga ada kejelasan mengenai sebab akibat hingga terjadi baku tembak dan menewaskan Brigadir Yoshua. Berikut pernyataan Mahfud Md seperti dikutip dari detikNews.
1. Penjelasan Polri Belum Jelas
Polri sempat memberikan penjelasan mengenai peristiwa polisi tembak polisi di rumah Ferdy Sambo. Dalam penjelasan tersebut Polri menyampaikan jika insiden tersebut terjadi karena Brigadir J, yang disebut sopir istri Ferdy, nyelonong masuk ke kamar pribadi Ferdy Sambo. Saat itu hanya ada istri Ferdy di kamar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Brigadir J disebut melecehkan istri Ferdy Sambo dan menodongkan senjata api. Hal itu membuat istri Ferdy Sambo berteriak ketakutan hingga Bharada E menghampiri.
Masih berdasarkan penjelasan Polri, Bharada E memuntahkan 5 peluru dari senjata apinya karena Brigadir J disebut menyerang duluan dengan 7 tembakan. Peluru dari senjata Bharada E memberondong tubuh Brigadir J, sementara peluru Brigadir J sama sekali tak melukai Bharada E.
Hanya saja apa yang disampaikan oleh Polri tersebut menurut Mahfud penjelasan itu tidak jelas.
"Kasus ini memang tak bisa dibiarkan mengalir begitu saja karena banyak kejanggalan yang muncul dari proses penanganan maupun penjelasan Polri sendiri yang tidak jelas hubungan antara sebab dan akibat setiap rantai peristiwanya," tuturnya.
2. Pertaruhan Kredibilitas Polri-Pemerintah
Kasus polisi tembak polisi ini kata Mahfud tidak hanya mempertaruhkan kredibilitas Polri tetapi juga pemerintah. Dia kemudian mengungkit soal hasil survei kinerja Polri yang mendapat respons positif dari masyarakat.
"Kredibilitas Polri dan pemerintah menjadi taruhan dalam kasus ini, sebab dalam lebih dari setahun terakhir Polri selalu mendapat penilaian atau persepsi positif yang tinggi dari publik sesuai hasil berbagai lembaga survei," ucap Mahfud.
Dia juga menyinggung perihal survei hasil kerja pemerintah yang dinilai positif di bidang politik, keamanan dan penegakan hukum.
"Kinerja positif pemerintah dikontribusi secara signifikan oleh bidang politik dan keamanan serta penegakan hukum. Hasil survei begitu adanya," imbuh dia.
Instruksi Komponal baca di halaman berikutnya...
3. Instruksikan Kompolnas
Mahfud sudah berkomunikasi dengan Sekretaris Kompolnas atau Ketua Harian Kompolnas Benny J Mamoto. Dia meminta Benny aktif menelisik kasus tersebut.
"Sebagai Ketua Kompolnas, saya sudah berpesan kepada Sekretaris Kompolnas Benny J Mamoto untuk aktif menelisik kasus ini guna membantu Polri membuat perkara menjadi terang," ungkap Mahfud.
"Perkembangannya bagus juga karena, selain membentuk tim, Kapolri sudah mengumumkan untuk menggandeng Kompolnas dan Komnas HAM guna mengungkap secara terang kasus ini," lanjut dia.
4. Penentuan Nasib Ferdy Sambo
Pernyataan yang lainnya yakni mengenai adanya desakan penonaktifan Irjen Ferdy Sambo dari jabatan Kadiv Propam Polri. Menurutnya keputusan tersebut tergantung dari hasil temuan awal tim investigasi bentukan Kapolri.
"Itu tergantung temuan pendahuluan dari Tim. Kapolri pasti menunggu itu untuk menonaktifkan atau tidak menonaktifkan Ferdy Sambo," kata Mahfud.