Pihak keluarga Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J masih mengungkapkan sejumlah kejanggalan seputar tewasnya anggota polisi tersebut dalam baku tembak di rumah dinas Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo. Salah satu yang masih dipertanyakan adalah raibnya handphone (HP) Yoshua setelah kejadian maut tersebut.
"Kita tanya CCTV dibilang CCTV nggak ada. Tak mungkinlah CCTV tak ada di rumah seorang jenderal kan, kata kita waktu itu. Lalu kita tanyakan mana handphone anak kita, disebut hilang. Tidak ditemukan," kata bibi dari Brigadir Yoshua, Rohani Simajuntak seperti dilansir detikSumut, Rabu (13/7).
Pihak keluarga yakin, terdapat banyak percakapan yang bisa digunakan untuk mengusut kasus itu. Namun menurut Rohani, polisi yang diutus untuk mengantar jenazah Yoshua mengatakan bahwa HP milik Yoshua hilang setelah kejadian di dalam rumah dinas sang jenderal tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harusnya di situ juga bisa dilihatkan bukti-bukti dari percakapannya," sebut Rohani.
Hingga saat ini pihak keluarga belum percaya dengan kronologi yang diungkap polisi bahwa Yoshua melakukan pelecehan terhadap istri Kadiv Propam, Putri Sambo. Apa lagi Yoshua sudah sangat kenal baik dengan keluarga tersebut karena selama ini dia bertugas sebagai sopir untuk istri Kadiv Propam.
Brigadir Yoshua diketahui tewas ditembak rekannya sesama polisi, Bharada E di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Fredy Sambo. Pihak kepolisian kini tengah mengusut kasus ini.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bahkan membentuk tim khusus untuk mengusut kasus ini. Dia meminta tim itu mengusut tuntas kasus ini dengan transparan dan objektif. Komnas HAM dan Kompolnas juga dilibatkan dalam pengusutan kasus ini.
Simak Video 'Sederet Misteri Kematian Brigadir J di Kasus Polisi Tembak Polisi':