Tragedi penembakan di rumah Kadiv Propam Ferdy Sambo yang menewaskan Brigadi J atau Brigadir Nopriansyah Yoshua Hutabarat masih didalami Polri. Di balik itu, Ketua RT setempat, Mayjen Pol (Purn) Seno Sukarto, mengungkap kekesalannya karena tak mendapat laporan apapun terkait kejadian itu.
Dikutip dari detikNews, Kamis (14/7/2022), dia mengaku tersinggung karena hingga kemarin tak ada yang menemuinya untuk menjelaskan soal kasus tersebut kecuali satpam kompleks.
"Sampai sekarang saya ketemu saja nggak. Terus terang saya juga ya kesal, saya ini dianggap apa sih. Maaf saja, saya ini jenderal loh, meskipun RT. Jadi saya memang tersinggung juga dalam hal ini," ujar Seno kepada wartawan di kediamannya, Rabu (13/7/).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga merasa tersinggung karena merasa ada pihak yang dengan seenaknya menyuruh petugas satpam di kompleksnya.
"Sama sekali nggak ada laporan, nggak ada ini, merintahkan satpam seenaknya saja. Kenapa tidak memberi tahu saya sebagai ketua RT," sambung dia.
Seno menyebut biasanya selaku ketua RT dia selalu mendapat laporan setiap kali ada kejadian di lingkungannya. Namun hingga polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah Irjen Ferdy Sambo, tidak ada yang melapor kepadanya.
"Biasanya kalau ada kejadian itu satpam mestinya laporan, nelepon gitu. Karena nggak laporan, jadi saya anggap nggak ada apa-apa. Setelah hari ini kita tanya, baru ada laporan," jelasnya.
"Nggak ada, belum ada (yang laporan). Bahwa dia datang ke sini datang mengadakan pemeriksaan itu, istilahnya kulo nuwun (permisi), nggak ada sama sekali," lanjut Seno.
Seno juga mengungkap decoder CCTV di pos kompleksnya diganti usai kejadian. Digantinya decoder CCTV itu pun dia ketahui beberapa hari kemudian.
"Bapak kemarin sempat bilang bahwa Bapak menerima laporan dari satpam bahwa salah satu CCTV di rumah Pak Sambo itu diganti, itu betul, Pak?" tanya wartawan.
"Maksudnya itu bukan CCTV di rumah Pak Sambo (yang diganti), (tetapi) CCTV alatnya yang di pos (yang diganti)," jawab Seno.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Seno mengaku tak tahu detail bagaimana decoder CCTV tersebut diganti usai penembakan di rumah Irjen Ferdy Sambo. Dia mengaku hanya mendapat laporan tersebut dari satpam.
Satpam melapor kepadanya decoder diganti pada sehari setelah penempakan yakni Sabtu (9/7). Sementara Seno baru mengetahui decoder itu diganti pada Senin (11/7).
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto mengatakan CCTV di pos satpam kompleks rumah Irjen Ferdy diambil dalam rangka penyitaan. Sementara agar CCTV tetap bisa beroperasi, maka decoder diganti dengan yang baru.
"Dan agar CCTV di lingkungan Kompleks Aspol Duren Tiga tersebut tetap beroperasi, maka diganti yang baru," kata Budhi.