Penangkapan tersangka kasus dugaan pelecehan dan kekerasan seksual Moch Subchi Azal Tsani atau Mas Bechi (42) sempat menyita perhatian masyarakat. Polisi butuh waktu hingga 16 jam dalam upaya penangkapan tersebut.
Polisi juga mendapat perlawanan dari pendukung tersangka yang berusaha menghalangi upaya kepolisian untuk mengamankan tersangka. Tidak hanya itu, negoisasi yang dilakukan oleh Kapolres Jombang AKBP Moch Nurhidayat dengan ayah tersangka Mursyid Tarekat Shiddiqiyyah Kiai Haji Muhammad Muchtar Mu'thi juga berlangsung alot.
Berikut penuturan lengkap Kapolres Jombang Moch Nurhidayat mengenai proses penangkapan Mas Bechi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip dari detikJatim, Nurhidayat mengisahkan kepada detikJatim bagaimana proses negosiasi yang cukup alot itu. Bagaimana ia menerapkan strategi yang terukur untuk membujuk Sang Kiai agar menyerahkan putranya yang menjadi tersangka kasus dugaan kekerasan seksual terhadap santriwati.
"Sekitar jam 08.30 WIB saya bertemu langsung dengan Mbah Yai (Kiai Mukhtar) empat mata di kamar pribadi beliau. Saya ingin bicara dari hati ke hati," kata Nurhidayat, Sabtu (9/7/2022).
Dalam pertemuan empat mata dengan Kiai Tar itu Nurhidayat mengaku mengawali dengan menyampaikan permintaan maaf. Nurhidayat merasa perlu mengawali dengan permintaan maaf untuk menghormati Sang Kiai.
"Pertama, saya sampaikan permintaan maaf sebagai orang muda barang kali kurang sopan kepada Kiai. Karena beliau pemimpin tarekat yang selama ini tidak ada masalah. Secara manusiawi saya harus minta maaf, tapi saya harus menjalankan tugas dan beliau memahami," terangnya.
Selanjutnya, Nurhidayat menyampaikan kepada Kiai Mukhtar tentang proses hukum yang harus tetap dijalani oleh Mas Bechi. Ia mengingatkan lagi niat baik Kiai Mukhtar yang hendak menyerahkan putranya ke Polda Jatim, sehingga ia meminta Mursyid Tarekat Shiddiqiyyah itu menindaklanjuti pernyataan itu.
"Karena kalau sudah berjanji dan diliput media massa, tentunya masyarakat akan menagih janji itu. Dengan harapan beliau mempunyai pandangan. Saya hanya mengingatkan saja. Beliau menyampaikan akan memikirkan kembali," ungkapnya.
Nurhidayat menambahkan saat negosiasi itu terjadi, Kiai Mukhtar terlihat merasa berat untuk menyerahkan putranya ke polisi. Ia menduga Mursyid Tarekat Shiddiqiyyah itu menganggap kasus dugaan kekerasan seksual terhadap santriwati itu sebagai masalah keluarga, dan sempat menyebutnya fitnah.
"Analisis saya pemahaman beliau belum lengkap. Level beliau sebagai pemuka agama tidak terlalu melihat perkembangan hukum. Jadi, mungkin ada masukan-masukan yang kurang tepat kepada beliau sehingga pemahaman beliau ini bisa dihentikan kalau ada damai. Mungkin begitu ya," jelasnya.
Sesepuh Tarekat Shiddiqiyyah itu menyampaikan akan mengantar Mas Bechi ke Polda Jatim paling lambat pada Kamis sore. Sebagaimana terlihat di dalam video yang beredar, Nurhidayat tampak memberikan pernyataan penegasan lalu menjabat tangan Sang Kiai sebagai tanda kesepakatan, disaksikan para jemaah.
Namun, saat itu Mas Bechi belum terlihat batang hidungnya. Sehingga polisi tetap menyisir setiap bangunan di dalam pesantren dengan total luas wilayah mencapai 50 hektare.
Hingga akhirnya Mas Bechi menyerahkan diri pada Kamis (7/7) pukul 23.00 WIB. Kini ia telah ditahan di Rutan Medaeng sembari menunggu proses persidangan.
Meski begitu, Nurhidayat tidak memerinci cerita lebih lengkap bagaimana proses penyerahan diri Mas Bechi dan di mana dia bersembunyi selama proses pengepungan dan upaya jemput paksa yang berlangsung kurang lebih 16 jam tersebut. Menurutnya, itu adalah kewenangan Polda Jatim.
(apl/ams)