Polres Wonogiri menangkap 7 anggota Khilafatul Muslimin dan menjadikannya tersangka. Kelompok ini memiliki sebuah sekolah tak resmi di Wonogiri. Anggota Khilafatul Muslimin dari berbagai daerah itu semuanya berstatus sebagai guru atau pengasuh di sekolah itu.
Dirangkum dari liputan tim detikJateng, Kamis (16/6/2022), berikut ini sederet fakta di balik aktivitas Khilafatul Muslimin di Wonogiri.
1. Dilaporkan Warga
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebanyak 7 anggota Khilafatul Muslimin itu ditangkap setelah polisi menerima laporan warga pada Rabu (8/6/2022) pekan lalu. Mereka beraktivitas di Dusun Jaten, Desa Wonokerto, Kecamatan Wonogiri.
"Kami mengamankan sejumlah tersangka atas kasus penyelenggaraan pendidikan tanpa izin resmi. Tempat pendidikan itu milik kelompok Khilafatul Muslimin," kata Kapolres Wonogiri AKBP Dydit Dwi Susanto saat konferensi pers di Mapolres Wonogiri, Kamis (16/6).
2. Masuk sejak 2010
Kepala Desa Wonokerto, Suyanto, mengatakan sekolah Khilafatul Muslimin itu berada di sebuah rumah warga setempat berinisial R.
"Awalnya itu tanah milik orang tua R. Kemudian dibeli R dan akhirnya digunakan untuk kumpul kelompoknya (Khilafatul Muslimin)," kata Suyanto, Kamis (16/6/2022).
Suyanto menambahkan, R pulang ke Jaten dan menempati rumah itu sejak 2010, sepulang merantau di Jakarta. Pada 2014, R dan sejumlah anggotanya menggelar pengajian di masjid kampung yang diikuti warga sekitar.
3. Warga Mulai Curiga
"Nah saat pengajian itu warga mulai curiga. Sebab ajaran yang disampaikan mulai bertentangan. Inti pengajian itu mengajak warga untuk berbaiat kepada amir Khilafatul Muslimin jika ingin hidup selamat," ungkap Suyanto.
Sejak itu warga mulai bertanya-tanya tentang Khilafatul Muslimin. "Sejak awal di sini itu memang ada upaya ajakan kepada warga agar mau gabung ke kelompoknya. Sebenarnya perbuatan yang meresahkan itu tidak ada. Warga seperti main urat asap dengan mereka, menahan diri dengan sikap mereka," ungkap Suyanto.
4. Mendirikan Sekolah
Menurut Kepala Dusun Jaten, Priyatno, R dan kelompoknya mendirikan sekolah pada Februari 2021. Awalnya ada penolakan dari warga. Pemerintah desa juga tidak bisa memberikan izin karena tidak punya kewenangan.
"Ya memuncaknya itu saat mau mendirikan sekolah itu. Pada saat awal-awal tidak begitu mempermasalahkan kegiatannya, karena memang belum tahu juga ajarannya," ujar Priyatno, Kamis (16/6).
5. Murid Bertambah
Priyatno menjelaskan, sekolah Khilafatul Muslimin itu awalnya punya 4 murid. Kemudian, bertambah jadi 15 murid. Mereka dari luar daerah, seperti Jepara, Klaten, Sukoharjo, Gunungkidul dan lain-lain. Semua murid itu tinggal di rumah tersebut.
"Gurunya 7 orang. Yang memasak ada 2 orang, itu juga dari kelompok mereka, dari luar daerah. 15 orang murid itu laki-laki dan perempuan. Semuanya dari luar Wonogiri," ungkap dia.
6. Tujuh Guru
KapolresWonogiri mengatakan tujuh tersangka yang ditangkap itu semuanya berstatus sebagai guru di sekolahan tak resmi itu. Tujuh tersangka itu inisial YH, SD, IZ, SB, MI, RW dan AD.
"Ada yang dari Purwokerto, Bekasi, NTB, Bekasi, dan Jakarta Utara," kata AKBP Dydit Dwi Susanto saat konferensi pers di kantornya, Kamis (16/6).
7. Pengajian Akbar 2016
Terpisah, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Iqbal Alqudusy mengatakan kelompok itu sudah lama beraktivitas di Wonogiri. Mereka biasa menggelar pengajian sejak 2014. Pada 2016, mereka menggelar pengajian akbar yang mendatangkan pembicara dari Lampung.
"Pengajian dihadiri oleh jemaah dari luar Wonogiri. Sedangkan warga sekitar Dusun Jaten tidak menghadiri kegiatan tersebut," kata Iqbal dalam keterangannya.
"Dengan adanya pembangunan gedung dimaksud (sekolah), beberapa kali mengalami penolakan dari warga sekitar," imbuh Iqbal.
(dil/dil)