Seorang pelajar di Jogja berinisial D (18) tewas setelah menjadi korban kejahatan jalanan yang kerap disebut klithih. Korban yang merupakan anak anggota DPRD Kebumen itu sempat dilarikan polisi ke rumah sakit, sesaat setelah kejadian pada Minggu (3/4) dini hari.
Begini detik-detik korban dilarikan polisi ke rumah sakit.
Saat itu, anggota Subdit Gasum Ditsamapta Polda DIY Bripda Adhe Oktavian tengah patroli rutin bersama rekannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya bersama tiga rekan patroli di Banguntapan, saat akan balik ke Polda DIY, saya dihadang oleh masyarakat di depan kantor Kelurahan Banguntapan. Berhenti, ada korban yang berlumuran darah," kata Adhe dalam keterangannya kepada detikJateng, Senin (4/4/2022).
Adhe lantas membawa korban ke rumah sakit dengan menggunakan mobil patroli.
"Saya bawa ke RS Hardjolukito menggunakan mobil dinas. Satu teman korban ikut di mobil patroli," jelasnya.
Menurutnya, pada saat dibawa ke rumah sakit, kondisi korban masih bernapas. Korban juga sempat diperiksa oleh petugas RSPAU dr Hardjolukito dan diarahkan dirujuk ke RS Bethesda.
"Saat itu saya juga menghubungi regu satunya yang patroli untuk meninjau TKP dan hubungi polsek terdekat, Polsek Banguntapan. Kemudian balik kanan," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, kejahatan jalanan di Jogja yang kerap disebut klithih kembali memakan korban. Seorang pelajar di Jogja berinisial D (18) asal Kebumen, Jawa Tengah tewas setelah menjadi korban penyerangan oleh orang tak dikenal di sekitar Jalan Gedongkuning.
Korban ternyata merupakan anak salah satu anggota DPRD Kebumen, Madkhan Anis. Jatuhnya korban tewas dalam kejahatan klitih itu memicu respons salah satu anggota Komisi III DPR RI yang membidangi masalah keamanan, Eva Yuliana. Dia mendesak kepolisian di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk segera mengungkap seluruh pelakunya.
"Saya mengutuk semua yang terlibat dalam kekerasan yang menyebabkan putra dari Pak Madkhan meninggal dunia. Seluruh pelakunya harus segera diminta pertanggungjawaban dan mendapatkan hukuman yang adil," ujar Eva kepada detikJateng, Senin (4/4).
Dalam peristiwa tersebut, D sedang berboncengan menggunakan sepeda motor dan tiba-tiba diserang oleh pemotor lainnya.
Salah seorang saksi mata, Purwanto, mengaku menyaksikan kejadian itu saat sedang duduk di angkringan yang berada di depan kantor Kalurahan Banguntapan, Jalan Gedongkuning. Kala itu dia melihat korban yang dibonceng temannya dihantam dengan gir.
"Saya kebetulan sedang nongkrong di angkringan. Korban awalnya melaju dari arah selatan menuju utara. Korban yang dibonceng oleh rekannya yang lain tiba-tiba dihantam dengan gir saat sampai di perempatan kemudian terseret sejauh 20 meter dari lokasi dia dihantam, karena oleng dan langsung terjatuh," jelas Purwanto saat ditemui hari ini.
Purwanto mengungkap peristiwa itu terjadi tiba-tiba. Usai kejadian korban langsung tampak tak sadarkan diri.
"Setelah kejadian itu, para pelaku langsung kabur ke arah selatan. Kelihatannya masih remaja dengan jumlah lima orang dengan dua sepeda motor," kata Purwanto yang juga petugas Linmas Kalurahan Banguntapan ini.
Terpisah, Direskrimum Polda DIY Kombes Ade Ary Syam Indriadi mengatakan pihaknya telah melakukan olah TKP.
"Hari ini kami mendatangi TKP untuk yang ketiga kalinya. (Peristiwa) Minggu 3 April, jam 2 lebih 10 dini hari, anggota patroli Shabara Polda dan Polsek, ada saudara laki-laki tergeletak, luka di muka," kata Ade di lokasi, hari ini.
Ade mengatakan pihaknya sudah memeriksa sejumlah saksi. Dari keterangan sementara, pelaku diketahui berjumlah lima orang.
"Dua kendaraan roda dua, satu kendaraan dua orang, satu kendaraan tiga orang," jelasnya.
Polisi, kata Ade, masih fokus dalam pemeriksaan saksi maupun CCTV di sekitar lokasi. Dia berharap kasus ini segera mendapatkan titik terang.
"Korban meninggal saat di rumah sakit. Setelah ditemukan anggota segera dibawa ke Rumah Sakit Hardjolukito," terangnya.
(rih/ahr)