Polisi masih terus mendalami kasus pembunuhan sadis bidan Sweetha Kusuma Gatra Subardiya (32) dan anaknya Muhammad Faeyza (4) di Semarang. Sejumlah fakta-fakta baru diungkap polisi hari ini. Apa saja?
Anak Sweetha diasuh pelaku sejak Desember 2021
Anak Sweetha dititipkan ke pelaku Dony Christiawan Eko Wahyudi (31) sejak Desember 2021. Padahal Dony masih memiliki istri sah di Rembang.
Maka dari itu, Dony berbohong pada istrinya dengan mengaku Faeyza merupakan anak yatim piatu. Namun di tangan Dony, Faeyza disiksa dan dibiarkan kelaparan hingga meninggal dunia pada 19 Februari 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelaku yang minta untuk mengasuh anak Sweetha
Sebelumnya Sweetha mempekerjakan pengasuh untuk merawat Faeyza. Namun kemudian pengasuh itu berhenti bekerja.
Ternyata pelaku sendiri yang meminta untuk mengasuh anak Sweetha. Tujuannya pelaku ingin mendapat perhatian dan memuluskan rencananya menikahi Sweetha.
Keluarga Sweetha yang sudah mempercayai Dony tak menaruh curiga. Apalagi sosok Dony sebelumnya dikenal sebagai sosok yang perhatian kepada keluarga Faezya.
Pelaku buat skenario bunuh diri Sweetha
terungkap sempat menyiapkan skenario bunuh diri bidan Sweetha untuk menghilangkan jejak pembunuhan.
"Penyidik mendapatkan ada rencana korban Sweetha akan dibunuh dengan cara digantung," ujar Direskrimum Polda Jateng Kombes Djuhandhani Rahardjo Puro, kepada wartawan di kantornya, Kamis (24/3/2022).
"Nantinya akan dibunuh dengan cara digantung agar dianggap gantung diri. Ini fakta penyidikan yang didapat hari ini," lanjut Djuhandani.
Asal muasal sarung di mayat Sweetha
Polisi juga mengungkap pemilik sarung berwarna cokelat yang ditemukan mengikat mayat Sweetha di kolong Tol Semarang-Bawen. Sarung itu ternyata dibawa oleh Sweetha atas permintaan pelaku.
Dari awal, pelaku bertujuan untuk menjadikan sarung itu sebagai properti pendukung untuk skenario bunuh diri bidan Sweetha yang dia rencanakan.
(sip/sip)