Terdapat sebuah makam tua unik di tengah pertigaan Jalan Ragasemangsang, Sokanegara, Purwokerto Timur, Banyumas. Sebagian masyarakat menyebut itu makam Mbah Ragasemangsang, tokoh sakti zaman dulu. Ini penampakan makam tersebut.
Bentuk bangunannya tidak seperti makam umumnya, yakni dikelilingi tembok berukuran sekitar 3x1,5 meter. Bentuknya seperti rumah kecil dengan lorong di dalamnya. Pintu jeruji besi hitam menutup lorong itu sehingga mengingatkan pada pintu penjara.
Pintu hitam itu tidak dikunci, siapa saja bisa keluar-masuk. Terlihat di dalamnya ada sesajen beberapa botol air mineral dan kendi yang berisi abu bekas dupa untuk sesembahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lokasi Makam Ragasemangsang yang berada di pertigaan antara jalan Kabupaten dengan Ragasemangsang, Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas, Jumat (19/9/2025). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng |
Menurut Kepala Bidang Kebudayaan Dinporabudpar, Fendy Rudianto, tidak ada catatan resmi mengenai sosok yang dimakamkan di tempat tersebut. Tapi masyarakat meyakini yang dimakamkan di situ ialah Mbah Ragasemangsang, yang namanya sekaligus jadi nama jalannya.
"Jadi ada dua versi cerita soal Mbah Ragasemangsang ini. Yang pertama mengisahkan tentang seorang tokoh sakti yang memiliki ilmu kebal, dikenal dengan sebutan Aji Pancasona. Tokoh ini konon tidak dapat meninggal dunia kecuali dengan cara digantung," kata Fendy kepada detikJateng, Jumat (19/9/2025).
Fendy menceritakan, apabila tubuh Mbah Ragasemangsang ini menyentuh tanah maka akan hidup kembali. Oleh sebabnya masyarakat zaman dahulu menamai dengan julukan Raga yang berarti tubuh dan Semangsang yang berarti tersangkut.
Lokasi Makam Ragasemangsang yang berada di pertigaan antara jalan Kabupaten dengan Ragasemangsang, Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas, Jumat (19/9/2025). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng |
"Jadi tubuhnya harus digantung agar tidak menyentuh tanah. Kalau menyentuh tanah konon akan membuat hidup lagi," terangnya.
Ada juga yang mengaitkan makam Ragasemangsang dengan seorang pejuang kemerdekaan yang gugur dan jasadnya ditemukan tergantung di pohon beringin. Jenazahnya kemudian dimakamkan di lokasi tersebut.
Hal itu yang kemudian menjadikan warga menyebut makam tersebut sebagai Ragasemangsang, yang berarti tubuh yang menggantung.
Lokasi Makam Ragasemangsang yang berada di pertigaan antara jalan Kabupaten dengan Ragasemangsang, Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas, Jumat (19/9/2025). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng |
"Yang kedua ini ada juga yang meyakini kalau makam itu merupakan seorang pejuang kemerdekaan. Terus jasadnya ditemukan di bawah pohon beringin pojok Alun-alun Purwokerto dan kemudian dimakamkan di lokasi tersebut," jelasnya.
Fendy mengatakan,bangunan makam ini sudah berusia lebih dari 50 tahun. Makam ini tidak boleh dibongkar karena telah masuk dalam daftar cagar budaya.
"Makam Ragasemangsang sudah jadi cagar budaya, didasarkan pada usia bangunan yang telah mencapai lebih dari 50 tahun. Bangunan ini memiliki sentuhan-sentuhan dari manusia, yang menunjukkan adanya nilai sejarah dan budaya yang perlu dilestarikan," ungkap dia.
Saat ditanya mengenai tahun hidup tokoh yang dikaitkan dengan makam tersebut, Fendy mengakui belum ada kepastian mengenai hal itu karena adanya perbedaan versi cerita yang beredar.
"Kalau usia makamnya diperkirakan sudah lebih dari 100 tahun. Bangunan makam tersebut diperkirakan berasal dari era kolonial Belanda, dengan ciri khas bangunan tertutup yang menyerupai penjara," ujarnya.
Di sisi lain, ada sebagian masyarakat yang meyakini keberadaan makam Ragasemangsang sebagai tempat yang keramat. Hal ini terlihat dari adanya warga yang datang untuk berziarah, membawa dupa dan sesaji.
"Ada sebagian masyarakat Banyumas yang kerap berziarah ke makam ini. Tapi ada juga yang berasal dari luar Banyumas sengaja datang buat ziarah," kata Fendy.
(dil/apl)













































