Pemkot Solo Anggarkan Rp 1,8 M Revitalisasi Segaran Sriwedari-Guwa Swara

Pemkot Solo Anggarkan Rp 1,8 M Revitalisasi Segaran Sriwedari-Guwa Swara

Tara Wahyu NV - detikJateng
Senin, 08 Sep 2025 16:52 WIB
Proses revitalisasi Segaran Sriwedari dan Guwa Swara Solo, Senin (8/9/2025).
Proses revitalisasi Segaran Sriwedari dan Guwa Swara Solo, Senin (8/9/2025). Foto: Tara Wahyu/detikJateng
Solo -

Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menggelontorkan anggaran Rp 1,8 miliar untuk revitalisasi Segaran Sriwedari Solo. Di lingkungan Segaran Sriwedari, juga terdapat Gua Swara peninggalan Keraton Solo.

Gua Swara sendiri diketahui merupakan tempat menyembunyikan gamelan milik Keraton Solo. Gamelan tersebut dibunyikan setiap peringatan tradisi Malam Selikuran atau malam ke-21 bulan Ramadan untuk menyambut malam Lailatul Qadar.

Wali Kota Solo, Respati Ardi, mengatakan Gua Swara yang mempunyai kedalaman 2 meter itu sudah ada sejak tahun 1900-an. Revitalisasi Segaran Sriwedari hingga Gua Swara bertujuan untuk melestarikan kebudayaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hari ini merinding saya (melihat Gua Swara), bahwa di tahun 1900 sudah dibuat seperti ini bagus sekali. Jadi, namanya Gua Swara yang di dalamnya isinya gamelan dan difungsikan pada saat malam selikuran. Jadi, tentunya kita nguri-nguri kebudayaan," katanya ditemui di Kompleks Segaran Sriwedari, Senin (8/9/2025).

ADVERTISEMENT

Respati menyebut baik untuk Segaran maupun Gua Swara sendiri akan dikembalikan ke fungsi awal. Menurutnya, salah satunya yakni kembali dibuka untuk masyarakat umum.

"Setelah jadi, akan dikembalikan fungsi dibuat sesuai di waktu itu, fungsinya juga sama dan akan terbuka untuk umum gitu bisa dinikmati semua warga. Dikembalikan ke fungsi awalnya, termasuk yang Segaran," bebernya.

Proses revitalisasi Segaran Sriwedari dan Guwa Swara Solo, Senin (8/9/2025).Proses revitalisasi Segaran Sriwedari dan Guwa Swara Solo, Senin (8/9/2025). Foto: Tara Wahyu/detikJateng

"Kita pelan-pelan mengembalikan fungsi Taman Sriwedari, Kebon Rojo pelan-pelan. Yang terpenting adalah kembali mengingat leluhur kita dan bisa difungsikan warga Solo," sambungnya.

Respati menyebut, anggaran Rp 1,8 miliar berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun ini. Di tahun depan, revitalisasi akan dianggarkan Rp 1 miliar.

"Jadi tahun ini kita ada anggaran Rp 1,8 miliar. Kemudian ini selesai mungkin hanya fokus Segaran aja. Tahun depan ada anggaran Rp 1 miliar untuk penataan sekitarnya," jelasnya.

Sementara itu, perwakilan komunitas Solo Societeit, Dani Saptoni, mengatakan Gua Swara dulunya berfungsi sebagai lokasi untuk membunyikan gamelan. Ia mengatakan, di atas Gua Swara dulu terdapat semacam Gazebo untuk duduk Sinuhun.

"Iya Gua Swara dulu era Paku Buwono X membunyikan gamelan. Jadi di atas Guwo Swara itu kan ada semacam gazebo. itu fungsinya kalau Sinuhun Pak Paku Buwono ke-10 saat itu sedang ke Sriwedari. Beliau di situ di atas Gazebo itu sambil menikmati suasana, sembari beliau mendengarkan alunan gamelan dan gending yang dilantunkan dari bawah ruangan di bawah itu," katanya.

"Jadi orang yang di atas itu bisa mendengarkan suaranya tapi tanpa perlu melihat gamelan itu dimainkan dan itu gamelan berikut dengan sindennya," sambungnya.

Dani menyebut Gua Swara sendiri sudah ada sebelum era pembangunan Taman Sriwedari. Menurutnya, Gamelan akan dimainkan di sana saat malam Selikuran atau malam 21 bulan Ramadan.

"Guwa Swara itu sudah ada jauh sebelum era pembangunan Taman Sriwedari itu sendiri. Kalau acara tradisi kasunanan, acara malam selikuran itu di Sriwedari perayaan dari Keraton ke Sriwedari, nah Sinuhun ada di situ untuk mendengarkan gamelan, alat yang dimainkan dari Slendro dan Pelog," ucapnya.

Dani mengaku tidak tahu sejak kapan Gazebo hingga Guwa Swara itu tidak difungsikan lagi.

"Di era PB X mungkin terakhir, karena era PB XI itu Jepang datang ya. Ketika PB XI bertakhta Jepang datang dan mungkin perayaan-perayaan bersifat keramaian dilarang," pungkasnya.




(apu/alg)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads