Memperingati HUT ke-80 RI, Pemerintah Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Klaten, menggelar berbagai lomba. Dua di antaranya lomba permainan zaman dulu (jadul), yaitu balapan nglarak blarak (menarik pelepah daun kelapa) dan estafet sarung.
Adu ketangkasan itu digelar di kawasan objek wisata air Siblarak, Jumat (15/8) sore. Di tengah hijau persawahan dan di tepi kolam serta sungai yang mengalir bening, empat kelompok pemuda tingkat RW tampak mulai bersiap.
Tiap regu terdiri dari tiga orang pemuda berbaju Surjan Lurik. Satu orang bersiap di ujung barat arena untuk menggelindingkan keranjang bambu, sedangkan dua orang lain menunggu di ujung timur untuk menarik dua blarak yang disatukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu keranjang dari ujung barat yang digelindingkan sampai di ujung timur, peserta yang menggelindingkan keranjang itu langsung naik ke batang blarak. Kemudian dua rekannya berlari menarik blarak tersebut seperti kerbau yang menarik bajak.
Penumpang blarak itu kemudian meraih bendera merah putih di tengah arena. Gerobak blarak itu saling berpadu cepat sampai ke garis finis.
"Serunya bisa kerja kelompok. Awalnya ya sulit tapi menyenangkan," kata salah satu peserta lomba, Ardiansyah Pratama, Jumat (15/8/2025) sore.
![]() |
Menurut Ardiansyah, yang paling seru saat mereka berlari menarik blarak. Untuk pertandingan itu, dia dan dua rekannya tidak berlatih sebelumnya.
"Tidak latihan, spontan saja. Ya tahu ini memang permainan zaman dulu, tapi asyik daripada main HP," ujar dia.
Sementara itu emak-emak juga seru berlomba estafet sarung. Tiap kelompok ada tujuh orang, mereka berdiri berjajar sambil bergandengan tangan. Kemudian peserta paling ujung memegang sarung, dimasukkan dari kepala ke kaki lalu diestafetkan ke peserta sebelahnya dengan tetap bergandengan.
Panitia lomba antar RT Desa Sidowayah, Joko Mudakir, mengatakan ada lomba bakiak untuk anak, estafet sarung untuk ibu-ibu dan balap blarak untuk pemuda. Permainan tradisional sengaja dipilih dalam lomba ini.
"Kita pilih permainan ini, termasuk nglarak blarak, karena ini permainan tradisional yang ingin kita lestarikan. Apalagi sekarang anak lebih senang gadget, jadi kita ingatkan permainan tradisional lagi," kata Joko kepada wartawan.
"Setiap RT ada perwakilan, ada 12 RT dan hari ini final. Harapannya kita bisa melestarikan permainan tradisional untuk mengurangi pada gadget," imbuhnya.
(dil/apl)