Warga Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali menggelar tradisi tungguk tembakau. Sebuah ritual untuk memulai panen raya tembakau di wilayah lereng Gunung Merbabu tersebut.
"Tungguk tembakau ini sudah menjadi tradisi masyarakat Desa Senden. Setiap tahun mengawali panen tembakau, mengadakan tradisi yang berlangsung turun-temurun ini," kata Kepala Desa Senden, Sularsih, kepada para wartawan disela-sela acara, Rabu (13/8/2025).
Tradisi diawali dengan kirab gunungan dan sejumlah ubarampe menuju ke makam Gunungsari, yang berada di puncak bukit. Lokasi dilaksanakannya ritual tungguk tembakau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada gunungan daun tembakau berukuran besar dan gunungan hasil bumi. Juga sejumlah tumpeng berikut lauk-pauknya. Di makam itu, prosesi acara tungguk tembakau pun dilaksanakan.
Juga dilakukan petik daun tembakau sebanyak 13 lembar yang kemudian disematkan ke gunungan. Usai didoakan, dua gunungan utama serta beberapa tumpeng kembali diarak menuju tugu tungguk tembakau. Gunungan itu kemudian diperebutkan oleh warga yang hadir.
Dikemukakan Sularsih, tungguk tembakau ini diikuti perwakilan dari dukuh-dukuh yang ada di Desa Senden. Terdapat 12 tumpeng yang dibawa masing-masing dukuh.
Dia mengaku masyarakat Desa Senden sangat antusias mengikuti acara tungguk tembakau ini. Bahkan, jauh-jauh hari sudah banyak yang bertanya kapan tungguk tembakau dilaksanakan.
Tak hanya saat akan panen tembakau saja. Dia menyebut setiap mengawali panen hasil pertanian, warga juga melakukan ritual tungguk.
"Semoga panennya bagus dan membawa barokah. Juga sebagai bentuk rasa syukur masyarakat untuk hasil panen yang baik," harap Sularsih yang berharap tradisi ini tetap lestari.
Sementara itu salah seorang warga, Parti (55), mengaku senang bisa ikut dalam tradisi tungguk tembakau ini. Acara ini merupakan tradisi warga setiap mengawali panen hasil pertanian.
"Ini tradisi warga di sini, supaya mendapat kelancaran dalam panen tembakau. Juga untuk keberkahan. Semoga semuanya lancar," kata Parti.
(apl/apl)