Perayaan meriah Imlek akan tampak semakin semarak dengan baju cheongsam yang dikenakan oleh para perempuan. Sejatinya, bagaimana asal muasal dan makna baju satu ini? Begini pembahasannya!
Menurut penjelasan dalam skripsi bertajuk Representasi Cina Melalui Qipao, Pakaian Wanita Tradisional Cina oleh Elsa Silvana Fransisca dari Universitas Indonesia, qipao adalah nama lain dari baju cheongsam. Cheongsam tetap eksis hingga kini kendati sudah tercipta sejak lama.
Umumnya, cheongsam memiliki panjang hingga mata kaki dengan belahan tinggi dan kerah simetris. Busana khas satu ini biasanya terbuat dari kain sutra berkilau, kain satin dengan sulaman, atau kain lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ciri khas lain selain kerahnya adalah kancing cheongsam yang berbentuk simpul. Kancing simpul yang biasa dikenal sebagai frog button ini senantiasa dipertahankan biarpun model cheongsam secara keseluruhan mengalami perubahan.
Ingin mengenal lebih jauh tentang baju cheongsam yang identik dengan Imlek? Mari, simak informasi seputar sejarah dan maknanya yang telah detikJogja siapkan di bawah ini. Pastikan untuk membacanya sampai tuntas, ya, detikers!
Sejarah Baju Cheongsam
Diringkas dari National Library Board (NLB) Singapura, pakaian cheongsam dianggap berevolusi dari jubah panjang yang kerap dikenakan oleh wanita-wanita Manchu selama Dinasti Qing. Sebelum cheongsam hadir, perempuan China umumnya mengenakan pakaian dua potong yang terdiri dari atasan dan rok/celana.
Sekelompok siswi di Shanghai kemudian menjadi wanita-wanita pertama yang menggunakan cheongsam, tepatnya pada 1912. Mereka memodifikasi pakaian tersebut dari jubah panjang pria yang dikenal dengan nama changpao.
Setelah itu, pada 1920-an, cheongsam mendapat kepopulerannya di Shanghai. Karena Shanghai adalah semacam kota 'mode' yang termasyhur, cheongsam segera menyebar ke tempat-tempat lainnya, seperti Hong Kong dan Taiwan.
Cheongsam kemudian dengan cepat menjamur dan dikenakan oleh berbagai kalangan masyarakat. Mulai dari perempuan yang bekerja sebagai guru sekolah hingga pakaian favorit untuk foto wisuda para pelajar wanita.
Mulai 1970-an, popularitas cheongsam mulai mengalami penurunan. Pasalnya, generasi muda China lebih menyenangi pakaian Barat yang terjangkau dan diproduksi secara massal. Pandangan bahwasanya cheongsam tidak praktis dan kuno pun menyeruak.
Kendati tidak semasif dulu, cheongsam telah berkembang menjadi busana kontemporer dengan berbagai model modifikasi. Cheongsam modern biasanya dipadukan dengan rok, celana panjang, maupun jins gaya Barat. Pakaian ini umum digunakan saat acara khusus, seperti Imlek dan makan malam usai pernikahan.
Karakteristik Baju Cheongsam Menurut Zamannya
Agar detikers punya gambaran yang lebih lengkap tentang bentuk cheongsam selama perkembangannya, berikut ini detikJateng siapkan poin-poin pentingnya, dikutip dari China Highlights:
- Dinasti Qing: Pakaian panjang tanpa lengan dan kerah.
- Republik China: Cheongsam bergaya Shanghai punya lengan longgar, panjang, dan lebar. Cheongsam menjadi semakin ketat dan melekat di tubuh untuk memperlihatkan lekuk tubuh wanita.
- Tahun 1940-an: Cheongsam dipadukan dengan stoking alih-alih celana panjang. Penggunaan sepatu hak tinggi untuk membersamai cheongsam atau qipao juga semakin marak.
- Era modern (mulai 1949): Cheongsam umum digunakan dalam film, peragaan busana, hingga acara TV. Pada era ini, cheongsam juga banyak digunakan anggota pemerintahan maupun agen diplomatik dalam pertemuan resmi.
Makna Baju Cheongsam
Kembali disadur dari skripsi yang telah disebut sebelumnya, para pemakai cheongsam menggunakan baju ini untuk mempertahankan sisi tradisional sekaligus menunjukkan identitas sebagai wanita China.
Pada masa modern, wanita-wanita China sudah tidak begitu sering lagi mengenakan qipao alias cheongsam. Pasalnya, ada perubahan gaya hidup yang juga menuntut perubahan mode busana. Bila dulunya wanita China hanya berfokus untuk urusan rumah, saat ini, mereka juga banyak yang menjadi wanita karier.
Menjadi seorang wanita karier di zaman modern menuntut mobilitas tinggi. Artinya, mereka butuh pakaian yang fleksibel dan nyaman dikenakan. Tentunya, cheongsam tidak bisa memenuhi kebutuhan tersebut karena bagian bawahnya yang menyempit sehingga menyulitkan pergerakan.
Oleh karena itu, wanita modern China hanya memakai cheongsam dalam acara-acara penting saja. Namun, tujuan mereka memakainya masih tetap sama dengan wanita tradisional: menunjukkan status diri sebagai seorang wanita China.
Nah, demikian pembahasan ringkas seputar sejarah dan makna baju cheongsam yang umum digunakan saat Imlek. Semoga bisa menambah wawasan detikers, ya!
(sto/aku)