Jeruk mandarin adalah salah satu benda yang bisa detikers temukan dengan mudah dalam Festival Imlek. Hal ini tentu menimbulkan tanda tanya. Kenapa selalu ada jeruk mandarin di Perayaan Imlek? Ini alasannya!
Dirujuk dari Food Print, jeruk mandarin (Citrus reticulata) merupakan salah satu jenis jeruk asli yang menjadi asal-muasal tipe jeruk lainnya. Nama 'Mandarin' sendiri diambil dari gelar penasihat di Istana China yang mengenakan jubah oranye terang dan hiasan kepala.
Buah satu ini tumbuh dengan baik di wilayah beriklim panas dan kering. Dengan alasan inilah, jeruk mandarin begitu bergantung pada saluran irigasi untuk memenuhi kebutuhan airnya. Beruntungnya, mereka membutuhkan lebih sedikit air dibanding tanaman lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di wilayah Asia, jeruk mandarin punya berbagai kegunaan. Mulai dari dikonsumsi dalam kondisi segar, diolah menjadi jus atau selai, hingga dijadikan pengobatan tradisional. Termasuk tentunya dalam Perayaan Imlek, bentuknya yang bulat dengan warna terang tak akan terlewat mata.
Jadi, apa sebabnya jeruk mandarin selalu ada di perayaan Imlek? Baca alasan yang mendasarinya melalui uraian di bawah ini, yuk! Pastikan untuk membaca artikelnya sampai tuntas agar tidak ada informasi yang terlewat, ya!
Alasan Jeruk Mandarin Selalu Ada Saat Imlek
Selain namanya, yang tentu saja mudah dikaitkan dengan budaya China, ternyata, jeruk mandarin punya kaitan lebih mendalam dengan Imlek. Dirujuk dari situs resmi Monash University, jeruk mandarin selalu dianggap sebagai simbol keberuntungan tradisional.
Apa alasannya? Kata jeruk dalam bahasa Mandarin ketika diucapkan terdengar mirip dengan kata 'kekayaan'. Di samping itu, warna oranye yang dipunyainya melambangkan emas sehingga dianggap sebagai buah keberuntungan.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika orang-orang China selalu menghadirkan jeruk mandarin dalam perayaan Imlek ketimbang buah lainnya bukan? Jeruk satu ini bahkan juga sering dijadikan hadiah kepada orang-orang terkasih untuk mendoakan kebahagiaan dan kemakmuran.
Tentunya, di samping kebiasaan bertukar hadiah, jeruk mandarin adalah dekor penting yang tak mungkin terlewatkan. detikers dapat dengan mudah menemukannya dengan mata telanjang ada di kantor, rumah, toko, maupun tempat-tempat lain.
Dekorasi Lain yang Dianggap Bawa Hoki
Tidak hanya jeruk mandarin, ada sejumlah barang lain yang kerap dijadikan dekorasi saat Imlek karena dianggap membawa hoki. Dirujuk dari China Highlights dan Class Pop, beberapa di antaranya adalah:
1. Lampion Merah
Lampion merah sering digantung di depan rumah, jalan, atau kantor saat Imlek. Warna merahnya melambangkan keberuntungan dan kebahagiaan, sementara cahayanya yang redup menciptakan suasana tenteram dan khidmat.
2. Karakter 'Fu' Terbalik
Karakter 'Fu' berarti keberuntungan dan sering ditulis terbalik saat Imlek, melambangkan keberuntungan yang sudah datang. Dekorasi ini biasanya ditempel di pintu atau dinding.
3. Puisi Chun Lian
Puisi Festival Musim Semi, yang awalnya diukir di kayu, kini ditulis di kertas merah. Isinya beragam, mulai dari doa kebahagiaan hingga harapan hidup sehat. Tradisi ini sudah ada sejak zaman Shu.
4. Pohon Kumquat
Pohon kumquat, melambangkan emas dan keberuntungan, populer sebagai dekorasi Imlek di China Selatan. Pohon ini dianggap membawa kekayaan dan keberuntungan. Pasalnya, dalam bahasa Kanton, kumquat disebut gam gat sue. Gam berarti emas, sedangkan gat terdengar seperti kata keberuntungan.
5. Potongan Kertas
Potongan kertas merah dengan pola hewan, bunga, atau simbol tertentu menghiasi jendela saat Imlek. Misalnya, naga melambangkan keberuntungan, dan ikan melambangkan kelimpahan.
6. Dewa Pintu
Dewa pintu berupa gambar figur legendaris berwajah garang dipercaya melindungi rumah dari roh jahat. Dekorasi ini sering dipasang di pintu.
7. Bunga Mekar
Bunga seperti anggrek, peony, atau cabang plum melambangkan musim semi dan harapan baru. Menata bunga sesuai feng shui dipercaya membawa keseimbangan energi.
Nah, itulah penjelasan ringkas mengenai alasan selalu ada jeruk mandarin di perayaan Imlek. Semoga menambah wawasan detikers, ya!
(sto/aku)