Ki Ageng Penjawi diabadikan menjadi sebuah nama jalanan di Kabupaten Pati. Sosok Ki Ageng Penjawi pun disebut sebagai orang yang membuka peradaban di Pati. Lalu bagaimana kisahnya?
Pantauan detikJateng nama Penjawi diabadikan jalan di sekitar Kelurahan Pati Lor, Kecamatan Pati. Tertera ada tulisan 'Jl Penjawi' di pinggir jalan. Lokasi jalan itu tidak jauh dari Makam Ki Ageng Penjawi berada di Dukuh Randukuning Kelurahan Pati Lor.
Bertepatan dengan 10 Muharram tahun ini, sedang digelar tradisi haul di Makam Ki Ageng Penjawi. Salah satu rangkainya adalah jamasan pusaka milik anak dari Sunan Ngerang III tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada beberapa pusaka milik Ki Ageng Penjawi seperti keris, mata tombak, dan pegangan jemeti dijamas hari ini. Ada dua petugas yang menjamas atau membersihkan pusaka tersebut.
Juru Kunci Makam Ki Ageng Penjawi, Teguh Jumadiyanto, mengatakan penjamasan pusaka bertujuan untuk menghilangkan korosi. Karena pusaka menurutnya merupakan simbol dari jati diri seorang. Oleh karena itu dibersihkan setiap tahun, terutama saat 10 Muharram.
![]() |
"Pusaka simbol jadi diri seorang. Dalam falsafah Jawa sebagai aura tersendiri," kata Teguh ditemui detikJateng di kompleks Makam Ki Ageng Penjawi Pati Lor, Selasa (16/7/2024).
Teguh mengatakan Ki Ageng Penjawi merupakan putra Sunan Ngerang III. Nama asli Penjawi adalah Umar Nur Yakin. Ki Ageng Penjawi disebut asli Pati.
"Sosok Penjawi adalah seorang pemimpin," jelasnya.
Teguh menjelaskan cerita yang dikenal masyarakat luas tentang Ki Ageng Penjawi adalah mengenai tiga tokoh sentral. Mereka adalah Ki Ageng Penjawi, Juru Mertani, dan Ki Ageng Pemanahan.
Ketiga menjadi orang kepercayaan dari Sultan Hadiwijaya. Terutama saat Kesultanan Demak terjadi perebutan kekuasaan antara Sultan Hadiwijaya dengan Arya Penangsang.
Karena ketiganya bisa mengalahkan Arya Penangsa, maka mereka diberikan hadiah berupa tanah kekuasaan. Ki Ageng Penjawi mendapatkan tanah kekuasaan di Pati. Juru Mertani mendapatkan tanah dalem dan Ki Ageng Pemanahan menerima hadiah tanah di alas Mataok yang sekarang menjadi Jogja.
"Ketiganya menjadi tokoh sentral bisa memadamkan perselisihan di Demak," jelasnya.
Singkatnya Ki Ageng Penjawi mendapatkan amanah untuk memimpin wilayah di Pati. Ki Ageng Penjawi dikenal dengan tokoh yang menyebarkan agama Islam dan juru strategi.
"Dikenal sebagai ketokohan agama, juru strategi, sehingga mendapatkan kepercayaan lebih dari Sultan Hadiwijaya yaitu Mas Karebet sehingga beliau diamanahi untuk memimpin wilayah di Pati," jelasnya.
"Beliau yang dimuliakan. Jadi beliau orang mulia dalam menjalankan pemerintahan menggunakan falsafah notonegara dan menata agama, pranatagama," lanjut dia.
Adapun peringatan haul di Makam Ki Ageng Penjawi digelar setiap 10 Muharram. Rencananya puncak acara akan digelar pengajian akbar.
"Besok malam ada selawatan di Jalan Penjawi," terang dia.
(apl/aku)