Ratusan warga dari dua desa di Kecamatan Susukan, Banjarnegara, menggelar tradisi Nyadran Gede. Mereka berselawat keliling desa lalu menyantap tumpeng bersama di area petilasan Ki Ageng Girilangan.
Dua desa tersebut adalah Desa Gumelem Kulon dan Desa Gumelem Wetan. Tradisi yang sudah dilakukan turun temurun ini dilakukan tiap jelang bulan Ramadan.
Berpakaian adat jawa, ratusan warga ini berjalan dari Masjid Ki Ageng Chasan Besari menuju area petilasan Ki Ageng Girilangan. Sebagian rombongan membawa seperangkat rebana untuk mengiringi selawat yang dilantunkan sepanjang jalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa warga lain terlihat membawa tumpeng dan sejumlah makanan untuk disantap bersama di area petilasan Ki Ageng Girilangan dan di area makam Ki Ageng Gumelem.
Tokoh agama sekaligus Kepala Desa Gumelem Kulon, Arif Machbub mengatakan acara nyadran gede ini dilakukan di dua tempat. Yakni di area makam Ki Ageng Gumelem dan di petilasan Ki Ageng Girilangan. Selain berdoa dan membersihkan makam, warga juga makan tumpeng Bersama.
"Ini memang tradisi rutin dilakukan setiap menjelang Ramadan. Acaranya ada di petilasan Ki Ageng Girilangan dan area makam Ki Ageng Gumelem. Ada berdoa bersama, ada bersih makam, dan makan tumpeng Bersama," kata Arif saat ditemui di lokasi, Kamis (7/3/2024).
Arif yang sering disapa Gus Abud menjelaskan, nyadran gede ini dilakukan di dua tempat bersejarah di Gumelem. Yakni di petilasan Ki Ageng Girilangan dan area makam Ki Ageng Gumelem atau Ki Ageng Chasan Besari.
"Dua orang ini adalah tokoh yang menyebarkan agama Islam di Gumelem. Termasuk yang mengubah nama dari Karang Tiris menjadi Gumelem," ujarnya.
Ia menjelaskan, Ki Ageng Girilangan merupakan utusan dari kerajaan Mataram kala itu yang datang ke dukuh Karang Tiris untuk menyebarkan agama Islam. Sementara Ki Ageng Gumelem merupakan juru kunci petilasan Ki Ageng Girilangan yang kemudian menjadi demang pertama.
"Jadi untuk Ki Ageng Giring itu utusan dari Kerajaan Mataran untuk menyebarkan agama Islam. Sedangkan ki Ageng Gumelem itu juru kuncinya. Tetapi keduanya sama-sama yang menyebarkan agama Islam," paparnya.
Sebelumnya, warga juga menggelar khol atau haul Ki Ageng Chasan Besari pada Rabu (6/3) malam.
Juru kunci makam Ki Ageng Gumelem, Khamirun menjelaskan warga membawa nasi tumpeng lengkap dengan lauk-pauk untuk menggambarkan rasa syukur menyambut Ramadan.
"Isinya ada nasi, sayur, lauk-pauk, kerupuk, olahan daging seperti opor hingga gulai," sebutnya.
Sebelum makan bersama, warga melakukan doa bersama dan melakukan bersih kubur. Warga berharap bisa menjalankan ibadah dengan khusuk selama Bulan Ramadan.
(dil/ahr)