Grebeg Suro dan Kirab Budaya di Dukuh Girikusumo, Desa Banyumeneng, Kecamatan Mranggen, Demak, berlangsung meriah. Banyak warga memadati rutenya yang berjarak sekitar dua kilometer, dari masjid Pesantren Girikesumo Baitul Salam menuju makam leluhur.
Kirab pada Minggu (7/7) itu mengarak pusaka peninggalan leluhur pesantren dalam sebuah kotak, 40 kendi air tirto wening, empat gunungan dan satu tumpeng.
![]() |
Perwakilan Pesantren Girikesumo, Hanif Maimun, mengatakan grebeg dan kirab budaya ini sudah digelar sepuluh kali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Grebeg Suro dan kirab budaya ini adalah kegiatan setiap tahun, diadakan oleh Pesantren Girikesumo dan Yayasan Kyai Ageng Giri. Tahun ini adalah kegiatan yang kesepuluh, dimulai dari tahun 2014," ujar Gus Hanif.
"Tujuan utama Grebeg Suro ini untuk melestarikan kebudayaan leluhur dan juga kasepuhan, terutama yang ada di Pesantren Girikesumo. Yang kedua adalah salah satu bentuk doa dari semua civitas akademika, para ustadz, ustadzah, guru yang ada di pesantren dan yayasan, untuk menyambut tahun baru Hijriyyah 1 Muharram," sambungnya.
Salah seorang warga setempat, Arni Faris (36) mengaku rutin mengikuti Grebeg Suro tiap tahun.
"Iya, mencari berkah, semoga di bulan Suro ini dapat barokah, keselamatan," ujar dia.
Selain menyaksikan arak-arakan, Arni juga ikut berebut gunungan hasil bumi. "Buat dimasak, mencari barokahnya tadi itu," ujarnya.
(dil/dil)