Area Kamandungan Keraton Kasunanan Surakarta malam ini dipadati sejumlah masyarakat yang menantikan prosesi kirab malam 1 Suro.
Pantauan detikJateng, masyarakat sudah memadati area Keraton Solo sejak pukul 19.00 WIB, Minggu (7/7). Padahal, kirab baru dimulai pukul 24.00 WIB.
Ketua Lembaga Dewan Adat Keraton Kasunanan Solo, GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng mengatakan acara malam 1 Suro diawali dengan wilujengan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rangkaian acara dimulai dengan wilujengan jam 21.00-22.00 WIB. Setelah itu persiapan, menata barisan, pusaka, dan sentononya," kata Gusti Moeng kepada awak media, Minggu (7/7/2024) malam.
Dia mengatakan, ada 14 pusaka yang disiapkan untuk dikirab malam ini. Namun soal berapa jumlah pusaka yang akan dikeluarkan, itu tergantung pada dawuh (perintah) Sinuhun.
"Kalau kerbau hanya 7 ekor, yang satu ekor masih kecil. Kita ada tiga kelompok kerbau, diambil 1 kelompok yang biasa ikut kirab, ada 7 ekor itu," jelas Gusti Moeng.
Menurut dia, makna dari malam 1 Suro ini sebagai introspeksi terhadap kesalahan maupun kekurangan di tahun lalu untuk diperbaiki di tahun depan.
"Yang paling utama untuk mengintrospeksi diri. Di tahun kemarin kekurangan apa, supaya diperbaiki di tahun yang akan datang. Kami berdoa bersama, karena orang Jawa pakai tirakat dan laku, mestinya dari daya kekuatan pusaka itu," ucapnya.
Saat kirab nanti, kerbau Kyai Slamet akan berjalan paling depan. Gusti Moeng menuturkan, ada makna simbolis dari itu.
"Sebetulnya semua orang hidup harus mendapatkan selamat di dunia dan akhirat. Bukan mengikuti kerbau, tapi simbolisasi saja. Pastinya orang Jawa itu sangat bergantung pada kerbau yang bisa mengolah tanah sehingga bisa menghasilkan pangan. Itu utama bagi orang hidup, yaitu makan. Jangan sampai kekurangan makan," pungkasnya.
(dil/dil)