Cara Unik Sunan Kudus Umumkan Ramadan, Kumpulkan Warga Lewat Tabuhan Dandang

Cara Unik Sunan Kudus Umumkan Ramadan, Kumpulkan Warga Lewat Tabuhan Dandang

Dian Utoro Aji - detikJateng
Sabtu, 09 Mar 2024 09:04 WIB
Masjid dan Menara Kudus, Sabtu (9/3/2024).
Masjid dan Menara Kudus, Sabtu (9/3/2024). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Kudus -

Setiap menjelang Ramadan, masyarakat menantikan pengumuman hasil sidang isbat yang dilakukan oleh pemerintah. Ternyata, pengumuman mengenai datangnya bulan Ramadan sudah ada sejak zaman Sunan Kudus.

Sunan Kudus memiliki cara unik untuk mengumumkan datangnya Bulan Ramadan kepada masyarakat. Cara yang dilakukan mampu untuk membuat warga berkumpul.

"Setiap menjelang Bulan Ramadan ada suatu kegiatan, kita meneruskan tradisi yang dulu dilakukan oleh Sunan Kudus yaitu penyampaian pengumuman tentang jatuhnya awal Bulan Ramadan," kata Humas Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus Denny Nur Hakim, Sabtu (9/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cara yang dilakukan oleh Sunan Kudus pada saat itu adalah adalah dengan menabuh dandang, semacam panci yang digunakan untuk menanak nasi. Suara dandang yang bersuara nyaring itu mampu membuat warga berkumpul untuk mendengarkan pengumuman penting dari Sunan Kudus.

"Dandangan diambil suara beduk yang ditabuh 'dang-dang', waktu itu Sunan Kudus melakukan kegiatan itu untuk mengumpulkan masyarakat, setelah mengumpulkan masyarakat barulah Sunan Kudus memberikan pengumuman tentang kapan jatuhnya awal Bulan Ramadan," kata Denny.

ADVERTISEMENT

Hingga kini, tradisi dandangan tersebut masih tetap dilestarikan oleh warga Kudus. Mereka selalu menggelarnya saat menjelang masuknya awal Ramadan.

Tradisi ini digelar di kompleks makam, menara dan masjid Sunan Kudus.

Masjid dan Menara Kudus, Sabtu (9/3/2024).Masjid dan Menara Kudus, Sabtu (9/3/2024). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

Selama ini, Sunan Kudus dikenal menjadi salah satu pendakwah ulung di Tanah Jawa yang mampu menyebarkan agama Islam dengan cara-cara fleksibel dengan mengambil hati masyarakat.

Salah satunya adalah peninggalan berupa masjid dan menara Kudus. Kedua bangunan itu menunjukkan akulturasi budaya Islam dan Hindu.

Bangunan menara terlihat disusun dengan batu merah. Menara memiliki ketinggian sekitar 18 meter dengan bagian dasar berukuran 10 meter x 10 meter. Bangunan menara mirip sebuah candi zaman Hindu.

"Bangunan menara ini bentuknya menyerupai candi, yang mana bangunan ini dahulu digunakan oleh Sunan Kudus sebagai tempat untuk mengumandangkan azan," kata Denny.




(ahr/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads