Salah satu bangunan bersejarah peninggalan pemerintahan Mangkunegaran adalah ponten. Bangunan ponten ini merupakan tempat mandi, cuci, dan kakus (MCK) yang dibangun pada masa pemerintahan Mangkunegara VII.
Dikutip dari laman resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Solo, Mangkunegara VII dikenal sebagai pemimpin yang berpandangan modern sehingga sukses menyejahterakan rakyatnya.
Adapun pembangunan ponten yang dibantu oleh arsitek asal Belanda ini merupakan bentuk cinta Mangkunegara VII kepada rakyatnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengetahui kisah menarik di balik adanya ponten ini, detikers bisa menyimak penjelasan di bawah ini.
Apa Itu Ponten?
Mengutip dari jurnal bertajuk 'Ponten Mangkunegaran Sebuah Tinjauan Sejarah Tentang Revolusi Hidup Bersih dan Sehat Bagi Rakyat', ponten merupakan jamban atau WC umum yang didirikan oleh Mangkunegara VII pada tahun 1938. Ponten ini dibangun di Kampung Ngebrusan, Stabelan, Banjarsari, Kota Surakarta.
Ponten juga dikenal sebagai bentuk modernisasi sanitasi lingkungan yang dipengaruhi oleh budaya Eropa. Hadirnya ponten di wilayah tersebut pada saat itu mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat. Terutama di bidang sanitasi dan kebersihan diri. Hal ini juga membuat masyarakat dapat hidup lebih sehat dibandingkan sebelumnya.
Sejarah Ponten Mangkunegaran
Pembangunan Ponten Mangkunegaran bermula sejak tahun 1937. Pada saat itu, Mangkunegara VII yang memegang kekuasaan pemerintahan dari tahun 1916 meminta seorang arsitek asal Belanda untuk merancang tempat sanitasi bagi masyarakat.
Hal tersebut dijelaskan melalui laman resmi Pariwisata Solo. Lebih lanjut dikisahkan bahwa Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VII meminta Thomas Karsten membuat rancangan Mandi, Cuci, dan Kakus (MCK) Umum yang disebut sebagai ponten.
Bangunan ponten ini didirikan dengan memadukan arsitektur modern dan tradisional. Thomas Karsten dikenal sebagai arsitektur yang selalu mengedepankan keserasian dan kenyamanan. Bukan hanya bagi pengguna, tetapi juga lingkungan sekitar dan juga indera mata bagi siapapun yang memandangnya.
Adanya Ponten Mangkunegaran ini juga dikenal sebagai salah satu sanitasi modern di masa itu. Menariknya, kini bangunan tersebut ditetapkan sebagai cagar budaya sejak tahun 2013 lalu.
Ponten Mangkunegaran: Bentuk Cinta Pemimpin untuk Rakyatnya
Kehadiran ponten sebagai MCK Umum yang telah ada pada saat itu menjadi bukti kepedulian Pemerintah Mangkunegaran terhadap pentingnya sanitasi untuk kesehatan rakyatnya. Dijelaskan melalui jurnal yang sama, kondisi masyarakat sebelum adanya ponten sangat memprihatinkan.
Pada saat itu masyarakat sulit untuk mendapatkan sarana air bersih. Bahkan, mereka juga kesulitan dalam Buang Air Besar (BAB) karena keterbatasan MCK. Mereka hanya buang hajat di lubang jumbleng tradisional yang bau dan penuh dengan nyamuk malaria.
Pembangunan ponten ini menunjukkan kepedulian dan bentuk cinta Mangkunegara VII terhadap kebersihan lingkungan rakyatnya.
Nah, itulah tadi kisah di balik pembangunan Ponten Mangkunegaran. Semoga informasi ini bermanfaat, Lur!
(par/rih)