Berbagai tradisi digelar untuk memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW, salah satunya adalah menthak-menthik yang digelar di Kebumen. Lantas seperti apa keunikan tradisi ini?
'Menthak-Menthik' adalah tradisi selamatan menggembala ternak sapi di pinggir pantai selatan Desa Entak, Kecamatan Ambal, Kebumen. Tradisi yang kini disebut Kirab Bocah Angon ini diadakan setiap tanggal 12 bulan Maulud bertepatan dengan hari lahir Nabi Muhammad SAW.
"Zaman dulu selamatan bocah atau anak kecil yang angon atau menggembala namanya menthak-menthik, sekarang namanya Kirab Bocah Angon diperingati setiap tanggal 12 Bulan Maulud untuk memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW," kata sesepuh desa, Karsiman (65) saat ditemui detikJateng usai acara, Kamis (28/9/2023) sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum dibawa menuju pinggir pantai, sapi dibersihkan dan dihias. Setelah itu, sapi dikirab dari rumah sesepuh desa hingga ke pantai melalui jalan desa yang disebut Jalan Celengan. Tradisi ini memang sudah ada sejak zaman dulu secara turun temurun dari nenek moyang.
"Kita uri-uri yang sudah ada sejak zaman nenek moyang. Ada jalan ke sana menuju pantai namanya Jalan Celengan. Dari dulu semua petani memelihara ternak sapi dan lainnya sebagai celengan (tabungan) yang setiap tahun bisa dijual. Itu lah kenapa namanya Jalan Celengan," imbuhnya.
![]() |
Karsiman menjelaskan ternak sapi merupakan hal yang tak bisa dipisahkan dengan Desa Entak. Mayoritas warga di desa itu memelihara sapi secara turun temurun hingga saat ini. Sejak dulu warga biasanya menggembala sapi di pesisir pantai pada bagian berpasir halus yang ditumbuhi rumput hijau disebut dengan Brasengaja.
"Sejarahnya memang dahulu sapi itu diangon atau dilepas di pinggir pantai untuk mencari rumput sendiri terus sorenya digiring pulang ke kandang, setiap hari. Sampai hari ini masih dilestarikan, angon sapi ini sebagai bentuk bahwa sapi merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan karena merupakan sumber penghidupan warga," jelasnya.
"Sebagai wujud syukur kepada yang maha kuasa. Kirab juga menjaga agar sapi tetap sehat. Secara simbolis ada dua sapi yang diangon. Nama sapinya Melodi dan Jack," sebutnya.
Selain kirab, ritual lain dalam tradisi ini juga dilengkapi dengan tumpengan, doa bersama hingga hiburan berupa calung. Ritual akan ditutup dengan pembakaran rumah gubuk sebagai simbol membakar ketidakbaikan, dan menolak bala agar warga dijauhkan dari malapetaka.
"Hiburannya calung. Jadi sapi diarak, terus sampai pantai ada tumpengan, doa bersama meminta hal-hal yang baik dikabulkan. Kalau sudah selesai itu rumah gubuk atap damen (pohon padi) dibakar sampai habis," pungkasnya.
Simak Video "Pedagang Parsel Buah Cuan Puluhan Juta Rupiah Jelang Maulid Nabi"
[Gambas:Video 20detik]
(ams/ams)