Bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, warga lereng Gunung Merapi di Boyolali menggelar tradisi Sadranan. Acara ini merupakan tradisi turun-temurun masyarakat setempat.
Acara dilaksanakan warga di kompleks pemakaman umum Dukuh Mlambong, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. Diikuti ratusan warga lereng timur Merapi dari lingkungan RW 04 serta RW 05 Desa Sruni dan sekitarnya.
Dengan membawa tenong maupun rinjing berisi beraneka makanan, warga berbondong-bondong ke lokasi. Mereka berasal dari 6 RT di lingkup RW 04 serta beberapa RT di RW 05 Desa Sruni. Juga diikuti para warga dari berbagai daerah lain yang memiliki sanak saudara dan leluhur yang dimakamkan di tempat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tradisi ini sudah berlangsung turun-temurun sejak nenek moyang dahulu, yang terus dilestarikan hingga sekarang," kata salah seorang tokoh masyarakat setempat, Jaman, di sela-sela acara, Kamis (28/9/2023).
Tujuan dilaksanakannya tradisi ini di antaranya untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Selain itu juga untuk mendoakan para leluhur dan sanak keluarganya yang telah meninggal dunia. Sadranan ini digelar juga sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan yang telah melimpahkan rezeki dan kesehatan.
Acara diawali dengan bubak atau bersih-bersih makam yang dilaksanakan sehari sebelumnya, Rabu (27/9). Kemudian siang hari tadi dilaksanakan tradisi Sadranan.
Kenduri Sadranan dilaksanakan diawali dengan zikir tahlil dan pembacaan surat Yasin. Setelah doa bersama, kemudian dilanjutkan makan bersama-sama. Warga juga saling berbagi makanan yang dibawanya.
Di Dukuh Mlambong, Desa Sruni, tradisi Sadranan berlangsung dua kali dalam setahun, yakni saat Maulid dan bulan Ruwah.
(rih/rih)