Warga Dusun Pringamba, Desa Aribaya, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara menggelar tradisi suran. Uniknya, saat kirab warga ramai-ramai kesurupan.
Tradisi ini diawali dengan kirab keliling kampung. Dengan mengenakan pakaian adat Jawa, warga membawa dua gunungan dan hasil bumi seperti singkong, salak, dan aneka sayuran.
Usai mengelilingi kampung, dengan diiringi musik tradisional peserta kirab kemudian naik ke atas bukit yang berada di sekitar permukiman. Di atas bukit, warga menuju mata air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Peserta arak-arakan setelah keliling kampung kemudian naik ke bukit untuk mengambil air. Di atas bukit itu ada mata air. Ini sebagai simbol keberkahan," kata Kepala Desa Aribaya, Karyawan Teguh Budiono usai acara, Kamis (20/7/2023).
![]() |
Uniknya, usai turun dari bukit, satu per satu peserta kirab mulai kesurupan. Bahkan, warga lain terlihat tidak kuat menahan warga yang mendadak kesurupan.
"Setiap acara ini digelar, memang selalu ada yang kesurupan. Kalau habis dari bukit begitu turun hampir sampai permukiman kemudian banyak yang kesurupan," ungkapnya.
Warga percaya, kesurupan yang terjadi saat ritual lantaran warga 'dimasuki' roh para leluhur Dusun Pringamba. Para leluhur ini memberi pesan-pesan kepada warga yang tinggal di dusun tersebut.
![]() |
"Kepercayaannya bahwa leluhur itu masuk ke roh warga. Untuk menyampaikan pesan-pesan kepada warga di Dusun Pringamba ini," kata dia.
Warga yang kesurupan kemudian dibawa ke panggung hiburan untuk disadarkan. Usai ritual tersebut, kemudian dilakukan rebut gunungan dan tukar makanan.
"Usai ritual ini kemudian ada rebut gunungan hasil bumi. Kemudian ada tukar makanan. Jadi warga membawa makanan ada nasi dan aneka lauk-pauk. Kemudian mereka saling tukar lauk. Ini melambangkan kebersamaan," jelasnya.
(rih/aku)