Tradisi Rasulan masih dilestarikan oleh masyarakat Dusun Jenar Desa Pracimantoro Kecamatan Pracimantoro. Tradisi turun temurun itu digelar dengan acara yang cukup meriah.
"Rasulan atau bersih dusun ini sudah ada sejak dulu. Ini wujud syukur kepada Tuhan sekaligus bentuk keguyuban masyarakat," kata Kepala Dusun Jenar, Sudarno Selasa (27/6/2023).
Ia mengatakan pada tahun ini Rasulan digelar sangat meriah. Acara bertajuk Gebyar Merti Bumi Jenar itu dimulai 17 Juni dan puncaknya pada 27 Juni.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun kegiatan yang dilaksanakan mulai lomba kebersihan lingkungan, pelatihan membuat pupuk organik, dan pelatihan membuat ketupat.
![]() |
Pada puncak acara Rasulan, lanjut Sudarno, ada beberapa pertunjukan yang ditampilkan. Di antaranya kesenian reog, jathilan dengan berbagai atraksi dal lain-lain.
"Ada tradisi encekan juga, encekan itu warga membawa makanan dari rumah. Makanan itu ditumpuk dan kemudian didoakan. Kemudian nanti malam ditutup dengan wayangan," ungkap dia.
Sudarno menuturkan makanan encekan yang sudah didoakan kemudian dimakan bersama. Namun ada juga warga yang membawa pulang. Warga bisa memilih secara bebas.
Makakan yang dibawa warga layaknya makanan sehari-hari. Ada baceman, nasi oseng atau bancakan yang dibungkus. Rata-rata menu masakan yang dibawa hampir sama.
"Tradisinya sudah lama seperti itu. Setiap tahun ada, menjelang Suro (Muharam). Seperti kembul bujono, yang paling utama encekan itu. Tahun ini memang cukup meriah," ujar dia.
![]() |
Sebelum acara puncak, kata Sudarno, masyarakat bergotong royong membersihkan sumber air dan makam yang ada di wilayah setempat.
"Sumber dananya dari iuran warga, full urunan. Jadi ada kebersamaan," kata Sudarno.
Kegiatan rasulan yang meriah itu menyedot animo masyarakat luar daerah. Bahkan, banyak pedagang dari luar daerah yang berjualan di sekitar Balai Dusun yang menjadi lokasi acara.
Camat Pracimantoro, Warsito, mengatakan Rasulan masih terjaga di wilayah kecamatan yang ia pimpin. Hal itu wujud dalam melestarikan budaya.
"Di dusun, desa lainnya juga ada. Ini juga nguri-uri budaya yang sudah ada sejak lama. Rasulan, bersih dusun masih sangat melekat. Hanya saja, bentuknya bisa berbeda-beda, ada yang tayuban, wayangan dan lain-lain," kata Warsito.
![]() |
(apl/ams)