Pengertian Tembang Gambuh Lengkap dengan Makna dan Liriknya

Pengertian Tembang Gambuh Lengkap dengan Makna dan Liriknya

Noris Roby Setiyawan - detikJateng
Minggu, 28 Mei 2023 17:24 WIB
Aturan struktur tembang macapat.
Buku Macapat Tembang Jawa Indah dan Kaya Makna terbitan Kemdikbud. Foto: Tangkapan Layar
Solo -

Tembang macapat adalah satu dari sekian kesenian, tradisi, dan budaya yang masih bertahan hingga saat ini. Adapun salah satu tembang macapat yang populer di kalangan masyarakat Jawa adalah tembang gambuh.

Menariknya, tembang macapat menceritakan peristiwa kehidupan manusia dari lahir hingga meninggal dunia yang bisa dijadikan sebagai gambaran bagi masyarakat Jawa.

Lantas, seperti apa dan bagaimana tembang gambuh? Untuk membantu detikers memahami mengenai tembang gambuh, berikut ini uraian penjelasan mulai dari pengertian, makna, contoh lirik tembang gambuh yang telah detikJateng himpun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Tembang Gambuh

Dikutip dari buku 'Kesenian Dongkrek Internasilisasi Nilai dan Ketahanan Budaya' oleh Muhammad Hanif dkk (2018) tembang gambuh adalah syair dalam bahasa Jawa yang berisikan cerita maupun nasihat yang berkaitan dengan kehidupan umat manusia. Di sisi lain tembang ini juga menceritakan bagaimana hubungan antara manusia satu dengan manusia lainnya serta turut memberikan pelajaran tentang bagaimana cara membangun hubungan dengan Tuhan.

Istilah gambuh berasal dari bahasa Jawa yakni 'jumbuh utawa sarujuk' yang berarti setuju atau cocok. Tembang gambuh menggambarkan bentuk atau sikap komitmen manusia dari rasa cinta dan siap untuk memasuki kehidupan berumah tangga. Dalam tembang gambuh terdapat berbagai macam pelajaran yang dapat dipetik dan diterapkan dalam berkehidupan.

ADVERTISEMENT

Makna Tembang Gambuh

Dikutip dari Sekolah Islam Shafta Surabaya dalam laman resminya, kata gambuh kerap kali dimaknai sebagai bentuk sikap kebijaksanaan, suatu kecocokan atau kesepahaman. Dalam konteks ini dapat diartikan bahwa bijaksana adalah mampu untuk menempatkan segala sesuatu berdasarkan tempat, fungsi, dan porsinya masing-masing serta mampu untuk bersikap secara adil.

Watak Tembang Gambuh

Dalam setiap tembang dalam macapat pasti memiliki watak atau perwatakan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Hal ini juga termasuk di dalam tembang gambuh yang memiliki watak sendiri. Berikut ini watak tembang gambuh:

1. Pitutur atau nasihat

2. Sumadulur (menjalin hubungan persaudaraan yang erat)

3. Mulang (mengajarkan sesuatu)

4. Sumanak (ramah kepada siapapun)

Aturan Tembang Gambuh

Dalam membuat dan menyusun tembang gambuh maupun tembang lainnya dalam macapat, maka harus memerhatikan sejumlah ketentuan dan aturan. Aturan tersebut terdiri dari tiga hal pokok yakni guru lagu, guru gatra, dan guru wilangan.

Secara sederhana guru lagu adalah persamaan bunyi sajak pada akhir kata dalam setiap baris. Sementara, guru wilangan adalah banyaknya jumlah suku kata dalam setiap baris tembang macapat. Sedangkan, guru gatra adalah banyaknya jumlah baru dalam setiap bait tembang macapat. Berikut ini aturan tembang gambuh.

1. Guru gatra : 5 baris atau kalimat

2. Guru wilangan : 7,10,12,8,8

3. Guru lagu : u,u,i,u,o

Contoh Tembang Gambuh

Terdapat berbagai macam contoh lirik dalam tembang gambuh, bahkan kita dapat membuatnya secara mandiri dengan memerhatikan sejumlah aturan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mulai dari guru lagu hingga guru wilangan harus disesuaikan. Berikut ini contoh tembang gambuh, dikutip dari buku 'Setangkai Bunga' oleh Prof.Dr.Ir. Santosa, M.P (2019).

Contoh Tembang Gambuh 1

Yen ta jaman rumuhun,

Tata titi tumrah tumaruntun

Bangsa srengat tan winor lan laku batin

Dadi ora gawe bingung

Kang padha nembah Hyang Manon

Contoh Tembang Gambuh 2

Wong seger badhanipun,

Otot daging kulit balung sungsum,

Tumrah ing rah memarah antenging ati,

Antenging atu nunungku,

Angruwat ruweting batos

Contoh Tembang Gambuh 3

Ing wong urip puniku,

Aja nganggo ambeg kang katelu,

Anganggowa rereh ririh ngati ati,

Den kawangwang barang laku,

Den waskita solahing wong.

Artikel ini ditulis oleh Noris Roby Setiyawan peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom




(apl/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads