Menjelang Ramadhan, kampung Bustaman, Semarang mempunyai tradisi unik yakni gebyuran. Tradisi 'basah-basahan' ini begitu diminati oleh warga kampung tersebut. Mereka bahkan sudah mempersiapkan gelaran sejak pagi.
Acara yang dinamakan Gebyuran Bustaman pun berjalan sore ini dan ramai dikunjungi warga bahkan dari luar Bustaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Acara tersebut memang bukan baru bagi warga Kampung Bustaman. Sudah turun temurun kampung itu memiliki tradisi perang air untuk menyambut datangnya bulan Ramadan.
Sore ini, perang air dimulai sekitar pukul 16.00 WIB yang ditandai dengan dibunyikannya kentong dari Masjid Bustaman. Sebelumnya, warga yang datang juga dioleskan cat air sebagai penanda kotoran yang harus dibersihkan.
![]() |
Hadir juga untuk membuka acara tersebut Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maemoen.
"Acara rutin setiap tahunnya oleh Kampung Bustaman meniru Kiyai Bustam yang dulu ketika Ramadan memandikan cucunya. Dan ini adalah satu bentuk nguri-uri tradisi," kata Taj Yasin saat menyambut warga yang datang di Kampung Bustaman, Minggu (19/3/2023).
Usai kentongan dibunyikan, masyarakat yang sudah bersiap dengan kantong-kantong air atau balon-balon berisi air langsung saling melempar. Mereka seperti tak membiarkan ada orang yang nampak kering.
Baca juga: Hukum Ziarah Kubur: Ini Tata Cara dan Doanya |
![]() |
Keseruan pun nampak dari wajah-wajah warga yang ikut perang air itu. Meski sudah tak memegang kantong air mereka terus mencari cara agar bisa membuat orang di sekitarnya basah.
"Itu sebagai simbol menjelang puasa kan ada orang yang kotor kan, banyak dosa, itu sebagai simbol maka ada coreng mencoreng. Setelah dicoreng-coreng itu digebyur jadi bersih. Jadi menjelang puasa itu sudah tidak ada rasa dendam, rasa iri, rasa dengki, semuanya itu clear bersih," kata Ketua RT setempat, Arief Zarkasy.
Usai acara gebyuran, beberapa warga pun saling berbagi makanan. Terlihat ada yang menyuguhkan bakso pentol, dan soto. Panitia sendiri sudah menyediakan makanan untuk dimakan bersama berupa nasi gudangan dan gulai.
(apl/apl)