Ada Tradisi Manganan di Petilasan Sunan Pojok Blora, Pesta Ketan Tanpa Garam

Ada Tradisi Manganan di Petilasan Sunan Pojok Blora, Pesta Ketan Tanpa Garam

Achmad Niam Jamil - detikJateng
Sabtu, 11 Feb 2023 14:49 WIB
Dupa dan bunga di petilasan Sunan Pojok di Blora.
Dupa dan bunga di petilasan Sunan Pojok di Blora. Foto: Achmad Niam Jamil/detikJateng
Blora -

Petilasan Sunan Pojok yang berada di Dukuh Pojok, Desa Buluroto, Kecamatan Banjarejo, Blora, disakralkan oleh masyarakat sekitar. Tiap waktu-waktu tertentu warga menggelar tradisi manganan di tempat tersebut.

Sesuai nama manganan yang berarti makan, tradisi itu digelar dalam bentuk kenduri. Tradisi ini digelar pada Jumat Pon setiap habis panen.

"Setiap habis panen, manganan di lokasi Mbah Pangeran Surobahu. Hari Jumat Pon bakda subuh," kata salah satu warga Suyoto saat ditemui belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam acara tersebut, para warga berdatangan di petilasan itu dengan membawa berkat yang berisi makanan ketan tanpa garam, nasi dan juga ayam panggang utuh.

Ada beberapa hal yang unik dalam tradisi itu. Saat sedang membuat makanan, orang yang memasaknya tidak boleh mencicipinya saat memasak. Warga yang ikut dalam kenduri juga harus dalam kondisi suci.

ADVERTISEMENT

"Pantangannya yang memasak tidak boleh mencicipi. Ketan tanpa garam dan panggang ayam. Kalau bulanan (haid) tidak boleh," kata salah satu warga yang lain, Parji (58).

Petilasan yang merupakan bekas tempat pertapaan itu hanya berupa gundukan tanah. Terdapat beberapa makam di sekitarnya.

Lokasinya dinaungi rindangnya dua pohon serut dan satu pohon bendinding. Dari kejauhan tempat tersebut terlihat cukup asri.

Sekilas, tidak ada yang aneh dengan tempat tersebut. Namun jika diperhatikan, tidak ada rumput yang tumbuh di gundukan yang diyakini menjadi tempat pertapaan Sunan Pojok. Padahal, di sekitarnya rumput tumbuh dengan cukup subur.

Petilasan Sunan Pojok yang ada di Blora.Petilasan Sunan Pojok yang ada di Blora. Foto: Achmad Niam Jamil/detikJateng

Masyarakat mempercayai bahwa tempat tersebut dulunya digunakan bertapa oleh Sunan Pojok.

"Beliau merupakan panglima perang yang diangkat oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo," kata Ketua PC Nahdlatul Ulama Blora, M Fatah.

Utusan Sultan Mataram ini mendapat misi khusus yaitu mengamankan wilayah Pati, Tuban, Surabaya dan Pasuruan dari pemberontakan. Dia juga bertugas mengajak adipati di wilayah pesisir untuk bersatu mengusir VOC di Batavia.

Ikuti berita lainnya dari detikJateng di Google News.




(ahr/ams)


Hide Ads